


SUARASULTRA.COM, KENDARI – Demo menolak RKHUP dan UU KPK oleh mahasiswa dari berbagai Universitas di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis 26 September 2019 lalu berujung bentrok antara pendemo dengan kepolisian.
Bentrok pecah di depan Kantor DPRD Sultra, massa aksi melempar dan dibalas tembakan gas air mata dan sprotan Water Canon ke arah massa aksi.
Dari insiden itu, sebanyak 33 orang jadi korban. Baik itu di pihak mahasiswa, polisi dan warga. Dua mahasiswa bernama Randy dan Yusuf meninggal dunia.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sultra, Brigjen Pol Iriyanto merinci, jumlah korban sebanyak 33 orang. Warga 1 orang, pegawai DPRD Sultra 3 orang, mahasiswa 19, anggota polri 10 orang.
“Luka ringan 24 orang, luka berat 2 mahasiswa (meninggal dunia) dan enam dari Anggota Polri atas nama IPTU Nursaji, AIPTU Zulkifli, Imran, Anwar, Bripka Masun dan Bripda Muhammat Irhan,” jelas Iriyanto, saat ditemui di Mako Polda Sultra, Jumat 28 September 2019.
Sambung Iriyanto, mahasiswa meninggal dunia atas nama Randy (21) mengalami luka pada bagian dada sebelah kanan, dari hasil autopsi mengalami luka tembak sedangkan Yusuf (19) mengalami luka pada bagian kepala.
“Dari masyarakat, Ibu Putri (23) mengalami luka tembak di betis sebelah kanan TKP-nya di Jalan Supu Yusuf, saat ini sudah dipulangkan di rumahnya setelah mendapat penanganan medis di RS Bhayangkara,” ucapnya.
Kata Iriyanto, penyebab meninggalnya dua mahasiswa dan luka tembak masih didalami. Iriyanto meminta agar diberi waktu untuk menyelidiki, menuntaskan dan mengungkapkan kasus ini.
“Agar kita mengetahui, siapa pelaku penembakan ini. Kalau itu dilakukan oleh anggota saya, tetap akan saya proses sesuai aturan,” tegasnya.
Selain itu, untuk kerugian matril, gedung DPRD dijebol massa, pos lantas Polres Kendari dibakar beserta barang bukti motor yang ditilang, empat unit motor di kantor DPRD Sultra empat unit rusak dan dibakar.
Selain itu, pos penjagaan Satpol PP rusak, kaca dan jendela di kantor Wali Kota rusak, kantor Bulog kaca jendela rusak dan pecah, lampu merah yang dilengkapi CCTV di MTQ ikut dirusak.
Iriyanto menambahkan, polri sudah berkomitmen akan mengawal penyampaian aspirasi mahasiswa. Walaupun dalam proses pengamanan itu, polisi selalu didesak dan diserang dengan menggunakan barang yang cukup berbahaya.
Laporan: Remon












