Protes Jalan Rusak, Ketua BPD Poniponiki Mengaku Sering Diteror

Kondisi Jalan Poros Desa Tobimeita. Kerusakaan jalan ini diduga berkaitan dengan aktivitas mobil tambang batu.

SUARASULTRA.COM | KONUT – Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Poniponiki Kecamatan Motui Kabupaten Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku sering mendapat teror dari oknum pengusaha batu.

Ketua BPD Poniponiki Rahman mengatakan teror dialamatkan kepadanya setelah memperjuangkan hak wilayah dan kepentingan umum di desa tersebut.

Menurut Rahman, warga Desa Poniponiki sempat menahan armada pengangkut batu yang melintas di jalan itu dan menyuruh penambang batu yang tergabung dalam Asosiasi Penambang Batu (Aspentu) untuk melakukan penimbunan jalan berlubang.

Selain itu warga desa juga meminta agar penembang menghentikan penggunaan bahan peledak karena mengganggu kenyamanan warga. Namun, bukannya mendengar keluhan warga, pengusaha malahan melaporkan warga setempat ke Polres dengan alasan sudah merugikan penambang.

“Tapi tunggu selesai lebaran Idul Fitri, kita akan turun tutup jalan,” kata Rahman kepada Suara Sultra, Kamis (21/5/2020).

Rahman mengungkapkan bahwa jalan poros Desa Poniponiki yang sudah beraspal, rusak ketika menjadi jalan hauling pemuatan batu tambang, pipa air bersih dan drainase juga rusak, dan tidak ada inisiatif untuk memperbaiki bahkan sudah berbulan-bulan.

Aktivitas penambangan batu menggunakan bahan peledak di Poniponiki Kecamatan Motui.

“Janji Aspentu, selalu katakan kami akan perbaiki jalan yang rusak mulai di Desa Poniponiki sampai di Desa Tobimeita. Namun, kenyataannya sampai sekarang cuman janji bohong, “ungkap Ketua BPD Poniponiki itu.

Menurut dia, ancaman dan intimidasi selalu mereka (penambang) lontarkan kepada dirinya yang memperjuangkan kepentingan umum.

“Bahkan kepala Desa Poniponiki juga diancam mau dibawakan pengacara kalau kami tutup jalan, yah mudah -mudahan pemerintah di atas bisa turun tangan,”bebernya.

Sementara itu, di tempat berbeda berapa warga Desa Tobimeita mengeluhkan adanya aktivitas pengangkutan batu dari Desa Poniponiki yang melintas di jalan desa mereka menuju lokasi industri nikel Morosi.

“Yah beginilah kondisi jalan rusak dan berlumpur karena dijadikan jalan tambang muat batu oleh Aspentu. Ini sudah berlangsung lama, akibatnya kita tidak bisa naik kendaraan sebab kita takut jatuh. Terpaksa kita jalan kakimi saja kalau mau cari kebutuhan sembako,” ucap salah satu warga Desa Tobimeita yang takut dimediakan identitasnya.

Lanjut dia, aktivitas pengangkutan batu ini sebenarnya sudah dapat dihentikan oleh pemerintah karena sudah merugikan masyarakat bahkan banyak tiang listrik mau tumbang karena dilewati mobil muat batu tambang.

“Pernah ada konpensasi uang debu, tapi kapan hujan begini tidak ada dari perusahaan,”puangkas warga Tobimeita tersebut.

Sampai berita ini diturunkan pihak Aspentu belum dapat dikonfirmasi.

Laporan: Aras Moita

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive

About redaksi

x

Check Also

Harmin Ramba Sebut Pembayaran Ganti Rugi Bendung Ameroro Selesai Sebelum Ramadhan

SUARASULTRA.COM | KONAWE – Penjabat Bupati Konawe Dr. H. Harmin Ramba, SE, MM menyebut pembayaran ...