Suarasultra.com, Wanggudu – Salah satu aset Kabupaten Konawe Utara ( Konut ) Provinsi Sulewesi Tenggara diduga terbengkalai.
Aset tersebut yakni satu unit Exacavator PC 110 yang merupakan Aset Daerah Kabupaten Konawe Utara dari Dinas Perikanan dan Kelautan dibiarkan tertanam di rawa – rawa.
Alat berat ini sudah hampir setahun tertanam di lokasi pekerjaan pembuatan empang di desa Sama Subur Kecamatan Sawa. Menurut keterangan dari pemilik lahan, H. Anwar, yang ditemui baru-baru ini oleh suarasultra.com mengatakan alat berat tersebut tertanam sebelum melakukan bekerja.
” Awalnya alat itu mau digunakan untuk membuat empang di lahan saya. Akan tetapi jembatan kayu yang dibuat roboh dan akhirnya excavatornya jatuh dan tertanam,” katanya.
H.Anwar mengungkapkan, terkait tertanamnya alat berat milik pemda Konawe Utara tersebut, dirinya sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar.
” Saya sudah habiskan dana sekitar 15 juta rupiah untuk mengangkat alat berat ini, namun sayangnya gak ada bantuan dari pemerintah,” ungkapnya.
Selain itu ia juga menyebut bahwa selama ini anggota DPRD Konut sudah turun meninjau keberadaan alat tersebut.
Menurutnya, kala itu Rahman Sorau sebagai penanggung jawab dari alat itu.Saat itu kata dia, Rahman Sorau sebagai kepala bidang di dinas Perikanan dan Kelautan Konawe Utara.Jadi seharusnya dialah yang harus bertindak bagaimana caranya alat itu bisa diselamatkan.
Namun hingga kini tak ada juga tindak lanjutnya dari pemerintah daerah dalam hal ini dinas Perikanan dan Kelautan Konawe Utara.
” Kami sebenarnya mau sekali melakukan kerjasama untuk mengangkat alat ini, akan tetapi jika kami sendiri yang mau membiayai tentunya kami tidak bisa bahkan pernah kami keluarkan dana lima belas juta rupiah namun tak berhasil.
Saat itu secara tekhnis tidak baik sehingga tali slingnya putus, apalagi tali sling yang dipakai kecil, jadi untuk sekarang ini harus menggunakan dua alat berat baru bisa karena alatnya semakin tertanam,” bebernya.
Jika hal ini dibiarkan berlarut – larut, bukan saja pemda yang rugi tetapi petani tambak juga ikut merasakan dampaknya.
” Tentunya dengan kejadian ini, kerugian daerah akan terjadi dan kerugian petani tambak pula akan terjadi karena alat berat ini tertanam di saluran induk yang mengairi lahan warga di desa Sama Subur ini,” ujarnya.(Andi Jumawi )