Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Beginilah Cara Kakek Kumbe Bertahan Hidup di Gubuk Reotnya

  • Share

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive

SUARASULTRA.COM, UNAAHA – Semua manusia di muka bumi ini tidak ada satupun yang mengetahui seperti apa masa tuanya kelak, apakah berakhir indah, bahagia atau sebaliknya. Karena takdir manusìa berbeda – beda dan itu merupakan rahasia Sang Pencipta, Allah SWT.

Seperti itulah gambarannya yang dialami oleh Kumbe, seorang kakek berumur 74 tahun, warga desa Anggopiu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kakek ini sudah bertahun-tahun menghuni gubuk reot miliknya yang hanya berukuran sekitar 4×5 itu. Gubuk berjenis rumah panggung ini sudah dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Tiang-tiang penyangga yang mulai rapuh, posisi rumah yang miring hanya bertumpuh pada penyangga yang mengelilingi gubuk tersebut dengan harapan agar tidak roboh. Selain itu lantainya pun penuh lubang, yang menandakan gubuk itu telah berumur.

Gubuk yang beratap rumbia itu, telah beberapa kali mendapat perbaikan seadanya. Kumbe menyadari dengan umurnya yang tak muda lagi, tak banyak lagi yang mampu ia dilakukan.

Ironisnya, gubuk kakek Kumbe itu letaknya berada di perkampungan, di belakang rumah warga. Gubuk itu juga bertetangga dengan kuburan milik warga sekitar.Tanah tempatnya bermukim tersebut merupakan miliknya namun telah dihibahkan ke anaknya yang saat ini tak bersamanya karena telah menetap di Kota Kendari.

Untuk makan sehari-hari, kakek kelahiran 1943 itu mengaku hanya berharap rejeki yang diturunkan Tuhan kepadanya. Tak ingin meratapi nasib, dirinya tak terlalu berharap uluran tangan orang, sehingga apapun ia kerjakan seperti mengurut atau kerja apa saja semampunya hanya sekedar ia makan di gubuknya.

“Begitulah, kadang ada yang bawakan uang atau beras. Macam-macam, tapi saya tidak pernah minta mereka tiba-tiba datang sendiri, saya juga tidak tahu bagaimana,” kata Kumbe saat ditemui awak media, Kamis, (22/6/2017) siang tadi.

Namun yang membuat kaget dan merasa miris awak media itu ketika kakek Kumbe mengungkapkan bahwa hinggabkini dirinya belum pernah dapat bantuan pemerintah setempat, baik itu dari Kepala Desa, Camat maupun pemerintah daerah Kabupaten Konawe.

Kakek Kumbe menyebut meski dirinya telah bertahun-tahun bermukim dan tinggal di gubuk reotnya itu, jangankan diberi bantuan oleh pemerintah setempat, menengok keadannyapun tak pernah.

“Belum ada bantuan pemerintah sedikitpun biar satu liter tidak pernah mereka bawakan beras, tapi biarlah. Malahan banyak orang lain yang lebih peduli,” kata Kumbe dengan mata berkaca dengan bahasa kental Tolaki.

Kumbe menceritakan, dirinya mulai menghuni gubuknya itu sejak istrinya tercinta meninggal dunia beberapa tahun silam. Kata dia mulai dari situlah dirinya menghabiskan masa tuanya sendiri tanpa sanak keluarga di gubuk reot miliknya itu.

Kakek Kumbe saat menunjukkan sajadah tempatnya bersujud ketika waktu shalat lima waktu tiba, Kamis ( 22/6/2017)

Tak banyak berharap, dirinya hanya ingin pemerintah memperhatikan dirinya yang makin termakan usia, tak ingin muluk-muluk, ia ingin agar di sisa hidupnya itu bisa sedikit merasakan bahagia layaknya orang tua kebanyakan.

“Apa lagi yang harus saya harapkan, umur begini hanya perbanyak ibadah saja, supaya ketika mati bisa baik-baik dan tidak ada beban di dunia,” kata kakek Kumbe seraya membentangkan sajadah tempatnya bersujud ketika waktu shalat lima waktu tiba.

 

Laporan : Redaksi

 

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share