Tidak Mau Mengalami Gagal Panen Lagi, Warga Bangun Talud Secara Swadaya

  • Share

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive

SUARASULTRA.COM, KONUT – Cegah terjadinya banjir, sejumlah masyarakat Desa Lametono Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara secara swadaya membangun jembatan penghubung, talud  dan perbaikan jalan secara swadaya.

 

Pasalnya, jika musim hujan turun daerah tersebut selalu menjadi langganan banjir. Ketinggian air  luapan sungai tersebut mencapai 1,5 meter dan hal itu seringkali membuat petani setempat mengalami gagal panen.

 

Pelaksana Kepala Desa Lametono, Abaruddin mengatakan kebun dengan luas ratusan hektar itu bukan hanya diolah dan dimiliki oleh warga Desa Lametono saja. Pemilik ratusan hektar kebun tersebut itu tersebar di tujuh desa lainnya. Seperti Desa Basule, Lalowaru, Belalo, Andomowu, Waworaha dan Muara Tinobu.

 

Pria paruh baya ini menyebut pembuatan jembatan 1 unit, talud setinggi 1,5 meter dan perbaikan jalan penghubung sepanjang 80 meter yang melintasi kali dengan panjang puluhan kilometer dengan bentagan 15 meter itu sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

 

Menurut Abaruddin, untuk membangun jalan, talud dan jembatan itu anggarannya diambil dari Dana Desa ( DD ) sebesar Rp 339 juta. Adapun tenaga kerja itu secara swadaya saja atau gotong royong.

 

“Kami kerja secara swadaya melibatkan masyarakat setempat dan itu hasil keputusan musyawarah. Selain itu kami juga kerja bronjong kali untuk mengatasi banjir dan penambahan modal bumdes untuk pemberdayaan masyarakat,”kata Abarudin saat ditemui awak media di lokasi kegiatan, Sabtu (15/7/2017).

 

Sementara itu, Abu Sahi, Tokoh Masyarakat Desa Lametono mengungkapkan jika jalan usaha tani tersebut dibangun sejak 9 tahun yang lalu melalui program PNPM.

Kata dia, jika banjir melanda jalan itu lumpuh total hingga memusnahkan ribuan tanaman masyarakat seperti cengkeh, coklat, merica dan kelapa dan itu berdampak pada kesulitan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

 

“Alhamdulillah kasian sudah dibagunmi ini jembatan, talub dan perbaikan jalan. Untung saja ada ini dana APBN jadi warga bisa terbantu bukan main masyarakat di sini 90 persen menggantungkan hidupnya dari hasil kebun sementara kalau datang hujan langsung banjir. Bukan hanya jalan putus tapi tanaman juga habis,”tuturnya sambil menjuk ke arah kali yang kerap meluap.

 

Laporan : Suhardiman Sawali

Editor : Redaksi

 

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!