Miris, Guru Mengaji di Kendari Diduga Cabuli Santrinya

  • Share

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive

 

SUARASULTRA.COM, KENDARI – Tega, guru mengaji di Kota Kendari diduga cabuli anak didiknya yang masih dibawah umur. Guru mengaji diketahui berinisial MR (42), warga Jalan A.H. Nasition Kelurahan Kambu, Kecamatan Poasia Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sedangkan korbannya sebut saja bunga (nama samaran).

banner 336x280

 

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Poasia, Kompol Haeruddin menjelaskan MR berprofesi sebagai guru mengaji dan buru bangunan, diduga telah melakukan tindak pidana pencabulan dengan santrinya. MR dilaporkan polisi oleh orang tua bunga, Sabtu (29/7/2017) lalu.

 

“Sebelum mengajar santrinya, MR menunaikan shalat magrib di mesjid dekat rumahnya. Usai melaksanakan shalat magrib lalu mengajar santrinya belajar mengaji,” ujar Haeruddin saat ditemui diruangannya, Selasa (1/8/2017).

 

Kata dia, teman-teman bunga saat itu sudah selesai belajar mengaji langsung pulang ke rumah masing-masing, tinggal bunga bersama satu teman mengajinya yang belum selesai belajar mengaji. Beberapa menit kemudian, teman bunga pergi kebelakang karena ingin buang air kecil. Saat itu pula, bunga pun ingin buang air kecil dan mengikuti temannya.

 

“Bunga hendak buang air kecil, MR menegur bunga. Jangan kencing disitu. Nanti berbau, kencing dibelakang rumah saja,” ujar Kapolsek, menirukan keterangan Korban.

 

Lanjut dia, MR mengikuti korban kebelakang kemudian pelaku menyuci gayun dengan menggunakan deterjen. Lalu, pelaku dengan menggunakan tangan kiri saat itulah MR diduga melakukan pencabulan pada bunga.

 

“Saat itu korban pun merasa perih pada kelaminnya,” ujarnya.

 

Setelah kejadian, masih kata dia, bunga ceritakan pada KS yang merupakan keluarga korban. Kabar tersebut sampai ke orang tua bunga, ibu bunga langsung melaporkan ke Polsek Poasia.

 

“Hasil visumnya sudah ada, menurut keterangan ibu korban sudah ada hasil visumnya,” ucapnya.

 

Kini MR ditahan di sel Polsek Poasia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. MR disangkakan Undang-undang perlindungan anak pasal 82 ayat 2 junto pasal 76 huruf E UU RI Nomor 35 tahun 2014 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

 

Laporan : Remon

 

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!