Rumah Adat Tolaki Kini Dimanfaatkan Sesuai Tupoksinya

  • Share

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Ketgam: Kepala Seksi UPTD Museum Kendari Yustinus Lanianda, Saat Menjelaskan Perubahan Yang Terjadi Di Museum. FOTO : Adam

SUARASULTRA.COM, KENDARI – Rumah adat Tolaki yang berada di kantor Museum Kendari dibangun sejak tahun 1995, namun tidak dimanfaatkan sesuai dengan tupoksinya ketika dipimpin dengan kepala UPTD Museum sebelumnya. Sementara diketahui etnis Tolaki merupakan etnis yang paling banyak mempunyai ciri khas dan kebudayaan. Namun, setelah dipercayakan kepada Dodhi Syahrulsah, rumah adat sudah digunakan sesuai dengan Tupoksinya.

 

banner 336x280

Dan bukan hanya itu, sebelumnya Museum kelihatan kumuh, karena banyak gedung yang tidak dimanfaatkan, tetapi semenjak Dodhi ditunjuk untuk memimpin Museum, baru berusia tiga bulan kepemimpinannya, museum sudah banyak dikunjungi oleh warga, dan gedung-gedung kembali terpakai.

 

Hal tersebut disampaikan langsung oleh kepala Seksi UPTD Museum, Yustinus Lanianda. Dirinya sangat berterima kasih atas keputusan Gubernur, karena pemimpin Taman Budaya dan Museum digabungkan, dan mempercayakan Dodhi Syahrulsah untuk memimpinnya.

 

“Selama ini Museum seakan akan tidur, tidak pernah ada kegiatan, tapi ketika pemimpin yang baru tiga bulan menjabat, museum 45 persen, Ac sudah puluhan tahun tidak dimanfaatkan, namun ketika pak Dodhi memimpin Alhamdulilah sudah dimanfaatkan,” ucapnya saat ditemui di ruangannya. Senin, (30/04).

 

Di tempat terpisah, Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Dodhi Syahrulsah menjelaskan, dirinya bekerja sesuai dengan kemampuannya dan dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti rumah adat selama ini tidak pernah digunakan, sehingga dirinya berinisiatif untuk memperbaikinya, dan memanfaatkannya untuk kebutuhan masyarakat.

 

“Kedepannya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari anggaran untuk dibangunkan beberapa rumah etnis besar yang ada di Sultra, seperti Muna, Moronene, Buton, dan lain sebagainya,” jelasnya.

 

Kemudian dijadikan sebagai satu kompleks untuk pengunjung, sehingga lebih mengenal sejarah dan kebudayaan yang ada di Sultra. Selain itu ketika masuk di Museum maupun Taman Budaya, itu akan melihat kembali miniatur Sultra paling tidak ada suku-suku besar yang pernah mendiami cikal bakal berdirinya Sultra.

 

“Alhamdulilah sekitar 1 bulan lebih akhirnya rumah adat tersebut dapat dimanfaatkan dan dibuka dan sekarang menjadi sesuatu yang menarik karena masyarakat baik anak sekolah, Mahasiswa bahkan masyarakat bisa menyaksikan asal-usul tentang budaya Tolaki tersebut,” tambah Doddi sapaan akrabnya.

 

Selain itu Ia mengakatan, tiga tahun dipercayakan oleh pimpinan untuk memimpin taman budaya, dan sekarang sudah ada aktivitas-aktivitas. Dan kalau melihat secara fisik sudah ada tiga bangunan beridiri, pertama 2015-2016 dibuat bangunan amphiteater, adalah gedung pertunjukan terbuka yang dibuat untuk memfasilitasi semua kegiatan yang berkesenian yang bisa menampung sekitar 600-700 orang, serta yang kedua perkantoran administrasi.

 

“Kita bersyukur bangunan- bangunan yang dibangun sejak tahun 1982 itu semua dibangun kembali gedung yang baru, dan yang ada satu gedung pertunjukan yang menjadi satu satunya gedung pertunjukan yang ada di Kendari, atau Sultra yang sejenis dengan gedung tersebut,” ujarnya.

 

Laporan : Adam

 

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!