Lestarikan Budaya, Museum Kendari Akan Menggelar Ritual Mosehe Wonua

  • Share
Ketgam : Doddi

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Ketgam : Doddi Syahrulsah, Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara. FOTO : Adam

SUARASULTRA.COM, KENDARI – Minggu depan, Sabtu 05 Mei 2018 Museum Kendari, Sultra akan menggelar Workshop pelaku adat suku Tolaki dan akan dirangkaikan Ritual Mosehe Wonua. Mosehe berasal dari bahasa Mekongga yg terdiri dari dua suku kata yaitu, Mo yang berarti melakukan sesuatu dan Sehe yang berarti suci. Jadi Mosehe adalah penyucian negeri.

 

banner 336x280

Diketahui dalam kegiatan tersebut akan dihadiri oleh beberapa komunitas adat yang ada di Kendari dengan mengenakan pakaian adat masing-masing. Selain itu, juga dihadiri Mahasiswa, Guru-guru dan Media.

 

Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Doddi Syahrulsah mengatakan, Sabtu depan akan melaksanakan Workshop untuk meningkatkan kapasitas pelaku adat Tolaki. Kemudian Ritual Mosehe untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa, agar Sultra ini selalu nyaman dan tentram.

 

“Kegiatan itu akan menjadi salah satu kegiatan rutin, sehingga anak cucu kita tetap membudayakan budaya tersebut, karena itu salah satu kekayaan yang kita miliki,” jelasnya. Senin, (30/04) saat ditemui di kediamannya.

 

Ia menambahkan, kegiatan tersebut akan melibatkan semua pelaku adat untuk meningkatkan semua adat yang ada di Sultra, seperti Muna, Buton, dan lain sebagainya.

 

“Dengan momen tersebut, selain menambah pengetahuan tentang adat, kita juga mengharapkan ketenangan kedamaian untuk kita semua dapat dijaga bersama. Dengan kegiatan tersebut akhirnya siratuhrahim dapat memperkuat masing-masing adat,” urai pria yang akrab disapa Doddi.

 

Saat ditanya apakah motivasinya dalam mengangkat dan mengadakan Workshop yang dirangkaikan ritual Mosehe, Ia menuturkan, budaya tersebut sudah hampir punah, dan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa tidak lagi mengenal budaya tersebut. Agar tidak dilupakan kekayaan budaya tersebut, sehingga dirinya melaksanakam kegiatan itu, dan menghadirkan pelaku-pelaku adat, sehingga budaya tidak menjadi kenangan.

 

“Saya sendiri kalau mau jujur belum pernah melihat ritual Mosehe itu,” ucapnya sambil tersenyum.

 

Kegiatan worskhop inilah menjadi suatu tempat pelaku pelaku adat Tolaki, untuk bisa memahami tentang Mosehe itu, dan Mosehe tidak bisa dilakukan oleh semua orang, kecuali Ombusehe yang mengetahui pasti tentang adat dan hukumnya.

 

“Olehnya kita akan menghadirkan Ombusehe, karena Ombusehe merupakan turunan para pelaku adat Tolaki, dan memahami pasti tentang Mosehe,” papar Doddi.

 

Lapora : Adam

 

 

 

 

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!