SUARASULTRA.COM, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki kekayaan alam yang mempesona. Jika dikembangkan, dipastikan akan menghasilkan pundi-pundi rupiah, yang muaranya menggerakan sendi-sendi perekonomian daerah.
Pengembangan sektor pariwisata Sultra tak bisa terwujud jika hanya dibebankan kepada pemerintah. Apalagi, jika arah pembangunan pemerintah justru tak berpihak pada sektor pariwisata. Olehnya itu, pihak terkait seharusnya turut serta untuk menasionalkan dan menduniakan potensi wisata yang ada.
Hal ini pula yang mendasari terbentuknya Komunitas Jurnalis Jalan Jalan (KJ3). Wadah bagi para kuli tinta yang memiliki kesamaan berfikir, untuk membantu mengeksplor potensi pariwisata daerah melalui karya jurnalistik.
Melalui momentum Ramadhan, KJ3 dan PHRI Sultra duduk bersama dalam bingkai silaturahmi sembari mendiskusikan pengembangan sektor pariwisata.
Ketua Umum KJ3, Mirkas mengungkapkan, organisasi yang dinahkodainya tersebut tengah menyusun program kerja, yang akan dilaksanakan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Di sisi lain, KJ3 juga menitipkan program pariwisata kepada Ketua PHRI Sultra, Hugua yang juga merupakan Calon Wakil Gubernur Sultra. Sehingga, pemerintah di masa mendatang bisa lebih membuka diri kepada pihak-pihak yang memiliki niatan baik untuk membangun daerah.
“Kami juga menitipkan program pariwisata ini kepada beliau (Hugua, red). Apabila diberikan amanah untuk memimpin Sultra, kami membutuhkan support dari pemerintah. Jangan seperti pemerintah yang saat ini, tak mau mendukung niatan baik kami ini,” ujarnya. Minggu, (03/06).
Ditambahkannya, pihaknya juga akan mengagendakan silaturahmi bersama Paslon lainnya, guna mendiskusikan hal yang sama dan juga menitipkan program kepariwisataan.
“Kami sedang mencari akses ke Paslon lainnya juga, untuk bersilaturahmi sembari menitipkan program pariwisata,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Hugua menguraikan potensi multisektoral dari pengembangan pariwisata yang ada di Sultra.
“Jika pariwisata gencar dipromosikan, Value added (nilaitambah)nya berdampak miltisektoral, baik dari sektor pertanian, maupun perikanan. Imbasnya adalah peningkatan lapangan kerja,” jelas Ketua organisasi Negara-negara maritim atau Coral Triangle Initiative on Coral Reefs Fisheris and Food Security Maritim Local Government Network (CTI-LGN) ini, saat berdiskusi bersama KJ3.
Nilai tambah tersebut, lanjut Hugua, akan membuka peluang peningkatan lapangan kerja. Sebab, jika berbicara pariwisata, maka produksi pertanian, perikanan juga diprediksi akan tumbuh pesat.
“Tugas kita semua, termasuk teman-teman media yang ada dalam KJ3 untuk merealisasikan itu semua. Jika Destinasi wisata dikenal dunia, bukan hanya Wakatobi saja, tapi dipastikan pertumbuhan ekonomi di sektor lainnya di wilayah Sultra akan terus bergerak diatas 10 persen,” ujarnya.
Dia juga menegaskan pentingnya melakukan perubahan untuk meningkatkan potensi lapangan kerja berbasis industri yang ada pada sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata.
“Nilai tambah yang ada pada petani selama ini 60 atau 70 ada pada sektor retailing. Hanya 30 persen hasil produksi yang dinikmati petani sehingga petani belum sejahtera. Kalau berbasis industri, pabriknya dikelola desa, pengepakan produksi juga terpisah, maka proses produksi hingga hasil produksi harus melibatkan tenaga kerja dari petani ataupun nelayan setempat. Sama halnya dengan revolusi industri seperti yang terjadi di China beberapa Tahun silam. Semua dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat,” urainya.
Laporan: Adam
