SUARASULTRA.COM, KONUT – Melalui program pertanian di bawah binaan Gerakan Pemuda Tani Indonesia ( Gempita) Kabupaten Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Petani Desa Matandahi Kecamatan Motui kini berhasil memaanfaatkan lahan tidur di desa setempat.
Dari lahan yang luasnya kurang lebih 25 hektar, tahun ini masyarakat di desa tersebut telah membuka lahan 12 hektar. Lahan tersebut untuk pengembangan budidaya kopi, namun saat ini petani memilih untuk menanam palawija.
Hasrudin, Kepala Desa (Kades) Matandahi saat ditemui Selasa (11/12/2018) menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bahagian dari pelaksanaan program pemerintah pusat melalui Gempita dan program pemerintah daerah Konawe Utara .
“Dari potensi pertanian kurang lebih 25 hektar, sekarang sudah terbuka seluas 12 hektar. Nanti ini untuk pengembangan budidaya tanaman kopi pada program 2019,” ucap Hasrudin.
Dikatakan, sambil menunggu program tersebut, warga saat ini mengembangkan budidaya palawija.
” Alhamdulillah saat ini, warga saya sudah produksi bahkan mereka sudah bisa menjual ke pasar lokal,” ujarnya.
Muh. Idris salah satu pemilik kebun palawija di desa Matandahi mengungkapkan rasa syukur atas upaya pemerintah desa menjalankan program ini.
“Dasar hasil musyawarah desa, kami laksanakan kegiatan budidaya palawija sambil menunggu program lain seperti budidaya tanaman kopi pada tahun depan,” kata Idris.
Menurutnya, operasional pembukaan lahan, pihaknya menggunakan anggaran dana desa (DD)APBN tahun 2018.
“Melalui binaan dari Gempita Konut, produksi kami sudah bisa dijual ke pasar-pasar di wilayah Konut,” katanya.
Laporan : Aras Moita
