Proyek Pengaspalan Jalan di Konawe Diduga Gagal Konstruksi, “Nyali” Kejari Konawe Dinanti

  • Share
Kondisi Jalan Poros Rahabangga - Adipura yang baru selesai dikerja pada bulan Desember 2019

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Kondisi Jalan Poros Rahabangga – Adipura yang baru selesai dikerja pada bulan Desember 2019

SUARASULTRA.COM | KONAWE – Sejumlah proyek pengaspalan jalan Kabupaten di Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga mengalami gagal kontsruksi. Pasalnya, pekerjaan pengaspalan baru saja selesai namun kini sudah rusak kembali.

Salah satu contoh yaitu pengaspalan jalan poros Rahabangga – Adipura, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Jalan yang baru saja digunakan kini mulai di keruk lagi, guna dilakukan penambalan ulang. Padahal pekerjaan itu baru saja usai dikerja pada bulan Desember 2019 lalu.

Mirisnya, pekerjaan yang baru berumur sekitar 8 bulanan itu, sudah harus dikerja lagi oleh PT Inti Panah Mandiri yang sudah menelan anggaran kurang lebih 4 Miliyar melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang melekat pada pagu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Konawe.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Konawe melalui Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Bustanil N Arifin SH, saat dimintai tanggapannya terkait dugaan korupsi di proyek tersebut belum bisa memberikan keterangan resmi. Pasalnya pihaknya belum mendapatkan laporan terkait hal itu.

“Semua informasi tentu kita terima untuk kemudian dilakukan penyelidikan. Tetapi sampai saat ini kami belum ke situ,” ujar Bustanil saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 12 Oktober 2020.

Sementara Suumarto, selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada Dinas PUPR Konawe menuturkan, proyek pekerjaan itu sebenarnya banyak kendala yang dialami. Salah satunya stabilitas tanah yang labil, apabila daya dukung tanah dari bawah masih lembek, maka akan mengakibatkan kerusakan yang sangat cepat. Selanjutnya volume kendaraan juga sangat berpengaruh, utamanya tonasenya.

“Inikan jalan kabupaten bukan jalan nasolional, jadi otomatis kapasitas tonase yang di perlukan khususnya kendaraan itu hanya 8 ton saja. Jadi otomatis juga berpengaruh terhadap pekerjaan sehingga mengakibatkan kerusakan cepat,” tutur Sumarto, dikutip dari SultraNews.co.id

Baca Juga:  Terkait Penambangan Liar KSU Buton Bersinar, Polda Sultra Bidik Dua Tersangka Baru

Selanjutnya kata dia, komposisi materialnya juga sangat berpengaruh terhadap kerusakan pekerjaan. Jika komposisi materialnya juga tidak baik, maka otomatis pekerjaan tersebut bakal tidak bertahan lama.

“Untuk mengetahui komposisi materialnya, maka harus di cek di laboratoriumnya di Dinas PUPR Konawe. Disitu kita akan mengetahui kualitas materialnya apakah campurannya baik atau tidak,” jelasnya.

“Saya selaku PPTK tinggal menunggu rekomendasi hasil laboratorium. Selanjutnya kami tinggal merekomendasikan ulang ke pihak rekanan untuk melanjutkan pekerjaan tersebut. Artinya dari sisi komposisi materialnya dinyatakan baik,”tuturnya.

Diakhir wawancara, Sumarto sempat membeberkan bahwa dirinya sempat melakukan teguran terhadap pihak kontraktor, agar memperhatikan kemiringan badan jalan dengan maksud untuk menghindari terjadinya gendangan air.

“Kemarin itu saya sempat tegur. Tapi sayangnya pihak kontraktornya tidak mengindahkan terguran saya,” bebernya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Lakidende, Asrul menyebutkan kualitas material aspal dapat dilihat dari konstruksi, jika konstruksi aspal ditemukan pori yang tidak wajar maka hal itu disebabkan beberapa faktor, seperti tidak diperhatikannya struktur tanah dan material dasarnya.

“Ada beberapa hal yang mungkin saja terjadi, bisa saja mereka tidak memperhatikan kondisi kelabilan tanah sebelum melakukan pengaspalan,” ujarnya.

Kemudian, faktor lain yang bisa saja terjadi dalam konstruksi aspal terkadang disebebkan pihak kontraktor lebih mengutamakan keuntungan banyak. Hal ini berimbas pada ketidaksesuaian komposisi material yang digunakan sehinga hasilnya pun kurang baik.

“Ini bisa dilihat bila kontsruksi tersebut cepat rusak. Kadang ada juga kontraktor nakal, jadi komposisi Ternya dikurangi, supaya hitam material dicampurkan dengan solar jadi kelihatannya sudah sesuai. Tapi apakah ini terjadi pada pengerjaan aspal yang dimaksud atau tidak, saya tidak bisa pastikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur PT Inti Pana Mandiri Robert Claro, yang dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan, kondisi tanah dasar sangat mempengaruhi pekerjaan. Tidak semua pekerjaan di atas itu rusak lantas dikatakan bahwa aspalnya jelek, dan tidak boleh dinilai seperti itu, sebab sangat berpengaruh dengan tanah dasar.

Baca Juga:  Gelar Rapat Konsultasi Lanjutan, DPRD dan Pemda Konawe Bahas Raperda Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Olehnya itu, pihaknya telah melakukan pembongkaran dan kami lakukan pembenahan terhadap tanah dasar.

“Intinya pekerjaan tersebut sudah selesai, dan saat ini sementara tahap pemeliharaan, jadi mau tidak mau itu menjadi tanggung jawab kami untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut,” kata Robert.

Yang jelas kata Robert, mau bagaimanapun, intinya pekerjaan kami laksanakan yang terbaik, agar pekerjaan itu tetap bagus. Dirinya tidak membedakan antara pengerjaan pengaspalan yang anggaran dari APBD dan Pengerjaan pengaspalan yang dari Dana Alokasi Khusus (DAK) materialnya tetap sama.

Robert menuturkan, tentunya dengan adanya pengerjaan pemeliharaan itu, otomatis menambah kos biaya dan tentunya pihak perusahaan rugi. Tapi namanya tanggung jawab tetap harus diperbaiki.

“Dengan adanya kerusakan itu, saya langsung perintahkan anggota untuk segera memperbaiki, dan utamnya di periksa tanah dasarnya dulu,” pungkasnya.

Laporan: Sukardi Muhtar

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share