Unik, Tradisi Khatam Al Qur’an di Desa Lanosangia Butun Utara

  • Share
Tampak Santri dan Santriwati Diarak oleh orang tua masing - masing menuju Masjid, Selasa 28 Desember 2021. Foto: Anto Lakansai

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Tampak Santri dan Santriwati Diarak oleh orang tua masing – masing menuju Masjid, Selasa 28 Desember 2021. Foto: Anto Lakansai

SUARASULTRA.COM | BUTON UTARA – Puluhan santri dan santriwati diarak di bawah bentangan panjang kain putih oleh orang tua sembari mengumandangkan lagu lagu sholawat, Selasa, 28 Desember 2021.

Mereka adalah santri dan santriwati Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Nur Hidayah Lakansai Desa Lanosangia. Santri ini bergerak dari rumah Guru Ngaji menuju Masjid di desa setempat untuk melakukan khatam Al-Qur’an.

Sesampainya di Masjid, para santri dan santriwati itu langsung membentuk lingkaran, di tengah ada guru dan Imam Masjid untuk menerima panduan khatam Al-Qur’an.Sebelum acara dimulai, dua perwakilan santri melakukan ikrar santri di hadapan guru, imam, orang tua dan tokoh-tokoh yang hadir..

Usai khatam Al-Qur’an, Guru Ngaji kemudian mengumumkan satu demi satu nama santri dan santriwati yang dinyatakan lulus.

Puluhan santri dan santriwati itu oleh gurunya diminta untuk naik ke atas panggung sesuai dengan tingkat prestasi yang dicapainya untuk diwisuda. Orang tua masing-masing santri dan santriwati pun diminta ikut mendampingi.

Tidak sampai di situ, rangkaian acara terakhir adalah membaca doa selamat dengan sajian makanan lokal yang tertata rapi di atas sebuah talang yang oleh masyarakat setempat disebut Dulang.

Suasana Khatam Al- Qur’an di Masjid Desa Lanosangia

Sanuria S.Pd,I, Guru Ngaji Taman Pendidikan Al-Qur’an Nur Hidayah Lakansai menjelaskan kegiatan tersebut dilaksanakan merujuk pada tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu.

“Rangkaian kegiatan ini tidak mengurangi nilai-nilai dan kaidah-kaidah hukum Islam yang ada,” kata Sanuria.

Sanuria pun berharap kegiatan tersebut menjadi ajang kesempurnaan dalam ibadah mengaji para santri dan santriwati. Selain itu, juga diharapkan dapat menjadi wadah silaturahmi para orang tua, tokoh masyarakat dan warga desa setempat.

Senada dengan Sanuria, Penyuluh Agama Islam setempat, Aida mengatakan kegiatan itu merupakan tradisi yang sudah ada sejak lama di Laanosangia. Tetapi lanjut dia, belakangan ini sudah jarang dilakukan.

Kegiatan seperti ini, masih kata Aida adalah budaya yang mesti kita lestarikan bersama, tidak lain tujuannya ialah untuk menghargai leluhur kita dan menjadi wadah silaturahmi saat ini.

Laporan: Anto Lakansai

Editor: Sukardi Muhtar

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!