Aksi Unjuk Rasa Masyarakat Lingkar Tambang, Kantor PT Antam Disegel, Pos Penjagaan Dibakar

  • Share
Suasana Unjuk Rasa di Kantor PT Antam Tbk, Rabu 7 Juni 2023.

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Suasana Unjuk Rasa di Kantor PT Antam Tbk, Rabu 7 Juni 2023.

SUARASULTRA.COM | KONUT – Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Lingkar Tambang Konawe Utara (FMLTKU) melakukan aksi unjuk rasa di kantor Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) PT Antam Tbk pada Rabu 7 Juni 2023.

Dalam aksi tersebut, sempat terjadi aksi saling dorong antara polisi dan massa aksi, namun kejadian tersebut hanya berlangsung sebentar. Selanjutnya, massa aksi diterima oleh Asisten Keamanan PT Antam Tbk, Mayor Tatan.

banner 336x280

Setelah diberikan jalan dan melakukan penyegelan, beberapa portal yang dibangun oleh PT Antam dirusak oleh massa aksi. Bahkan, massa aksi juga membakar satu pos penjagaan yang berada di persimpangan jalan umum menuju Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Konawe Utara.

Jenderal Lapangan, Sulaiman mengungkapkan, kehadiran perusahaan tambang PT Antam Tbk, di Bumi Oheo Kabupaten Konawe Utara yang berada di wilayah Desa Mandiodo, Tapuemea, dan Tapunggaya tidak membawa dampak positif.

Perusahaan Plat Merah ini dinilai tidak mampu membawa angin segar dalam hal ini kesejahteraan bagi masyarakat Konawe Utara secara keseluruhan, terutama di kawasan Pertambangan Blok Mandiodo. Semua hanya janji belaka dari PT Antam agar bisa mengeruk kekayaan alam daerah setempat.

Mulai dari janji PT Antam untuk mendirikan smelter sejak tahun 2012 hingga sekarang belum terbukti. Kemudian janji rekrutmen tenaga kerja lokal, janji kerja sama pengadaan logistik, janji pemberdayaan pengusaha lokal, semuanya hanyalah omong kosong belaka.

Tak hanya itu, PT Antam bahkan tidak menyelesaikan persoalan status kepemilikan lahan masyarakat lingkar tambang Blok Mandiodo Konawe Utara hingga saat ini. Hal ini menunjukkan tidak ada niat baik dari PT Antam untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Selain itu, pertemuan antara masyarakat lingkar tambang Blok Mandiodo dan pihak PT Antam yang sering kali dilakukan ternyata hanya menjadi modus untuk menghindari gerakan protes dari masyarakat Konawe Utara. Mirisnya, PT Antam tidak menghargai dan mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat lingkar tambang Blok Mandiodo, Tapuemea, dan Tapunggaya.

Oleh karena itu, Forum Masyarakat Lingkar Tambang (FMLT) menyatakan sikap menolak kehadiran dan keberadaan PT Antam, Tbk di wilayah Blok Mandiodo, Tapuemea, dan Tapunggaya.

“Kami juga mendesak PT Antam, Tbk untuk segera mengembalikan lahan-lahan masyarakat yang diklaim berada di wilayah milik PT Antam, Tbk,” pinta massa aksi melalui orator Sulaiman yang juga sekaligus Jenderal Lapangan dalam aksi tersebut

Selanjutnya, massa aksi juga menolak status Objek Vital Nasional di Blok Pertambangan Mandiodo, Tapuemea, dan Tapunggaya karena hal tersebut merugikan hak-hak masyarakat lokal.

Massa aksi pun mendesak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia untuk segera mencabut WIUP PT Antam, Tbk yang berada di wilayah pertambangan Blok Mandiodo, Tapuemea, dan Tapunggaya.

“Kami meminta agar Direktur PT Antam, Tbk (Nicolas D. Kanter) beserta jajarannya yang dinilai gagal mensejahterakan masyarakat lokal, khususnya di Blok Mandiodo, Tapuemea, dan Tapunggaya, untuk dicopot,” tegas Sulaiman.(Rls)

Editor: Sukardi Muhtar

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!