



SUARASULTRA.COM | KONAWE – Curhatan Samsuani ibunda dari Doni Amansyah siswa SMAN 1 Unaaha di Media Sosial Facebook yang menyebut anaknya gagalnya berangkat untuk mengikuti Paskibraka di Jakarta karena digantikan oleh siswa asal Baubau kini menuai banyak tanggapan.
Tanggapan tersebut datang dari Sekda Konawe Ferdinand Sapan dan Plt Kepala Kesbangpol Konawe Tery Indria. Kedua pejabat Konawe itu menyesalkan jika praktek kecurangan dalam seleksi tersebut benar – benar terjadi.
Diketahui, seleksi Paskibraka tersebut dilakukan oleh panitia yang terdiri dari berbagai unsur mulai dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sultra, TNI/Polri serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Sementara, ketua panitia dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio
Kepala Kesbangpol Sultra Harmin Ramba mengungkapkan bahwa penerimaan calon Paskibraka Nasional ini dilakukan oleh Tim seleksi yang berjumlah 9 orang.
Menurut Harmin Ramba, perihal penentu kelulusan Paskibraka Nasional ditentukan oleh nilai akumulasi dari peserta.
“Penentu kelulusan adalah akumulasi dari semua nilai peserta, mereka melaksanakan tes di bulan Mei dan bulan Juli di hotel Plaza Kubra, nilainya kemudian di akumulasi,” terang Harmin kepada awak media, Jumat 14 Juli 2023
la pun menegaskan, dalam hal ini pihaknya profesional melaksanakan segala tahapan seleksi tidak ada nepotisme ataupun intervensi dari pihak manapun.
Padahal berdasarkan versi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang menentukan kelulusan peserta seleksi Paskibraka Nasional menempatkan Doni Amansyah di urutan pertama mewakili Sultra dengan nilai 488 sedangkan Wira pelajar asal BauBau mendapatkan nilai 486 atau Kategori Cadangan.
Namun dalam perjalanannya, Doni Amansyah yang merupakan anak Petani asal Konawe justru harus gigit jari setelah panitia seleksi mengumumkan Wira dan Nadhifa pelajar asal Bau-Bau yang masuk slot Paskibraka Nasional.
Laporan: Redaksi





