


SUARASULTRA.COM | KONAWE – Puluhan Ketua organisasi masyarakat (ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menghadiri acara buka puasa bersama sekaligus bersilaturahmi dengan Pejabat Bupati Konawe Dr H Harmin Ramba SE, MM, Minggu 24 Maret 2024 kemarin.
Buka bersama yang dirangkaikan dengan kegiatan silaturahmi tersebut bertempat di rumah pribadi Penjabat Bupati Harmin Ramba di Kelurahan Puuwatu Kecamatan Puuwatu.
Pada kesempatan itu, Harmin Ramba meminta ormas Tamalaki (Tolaki) baik yang berada di Kabupaten Konawe maupun di Sultra untuk bersama – sama menjaga dan membangun daerah.
Oleh karenanya, Harmin Ramba meminta kepada seluruh Ketua Ormas Tamalaki dan Ketua Lembaga Swadaya masyarakat agar senantiasa mau ikut serta dan berpartisipasi memberikan masukan dan saran terkait rencana pembangunan Kabupaten Konawe yang kita cintai ini.
“Hari ini saya sengaja undang ketua – ketua ormas se-Kabupaten Konawe untuk memberikan masukan kepada saya, di mana saya akan jadikan Konawe sebagai pusat peradaban adat Tolaki,” kata Harmin Ramba.
Lebih lanjut, Harmin Ramba menjelaskan bahwa Laikaha akan ia buat semacam Istana Kerajaan Konawe.
“Jadi semua akan dibangun tugu-tugu perbatasa antara kecamatan sehingga akan menampilkan identitas tiap kecamatan yang dulunya kerjaan Konawe Siwole Mbatohu dan Tutuwi Motaha akan disesuaikan,” ungkapnya.
Terkait rumah adat Laikaaha, nanti akan diadakan sistem pola yang seperti di Kesultanan Jogyakarta.
“Rumah adat Konawe akan saya buat seperti istana Kerajaan. Nantinya akan dibuka pada hari hari tertentu,” janji Harmin.
“Rencana saya tahun 2024, saya sudah anggarkan untuk rumah adat Konawe. Insya Allah akan berjalan Konawe sebagai pusat peradaban sebagai kota industri, kota padi dan kota tujuan wisata,”sambungnya.
Untuk perkantoran lanjut Harmin, kita akan tata sedemikan elok nantinya sebagai simbol kerajaan Konawe. Masalah bahasa sudah ada mulok yang nantinya tiap hari Kamis semua sekolah dan unsur pemerintahan menggunakan baju tenunan dan setiap hari Kamis semua wajib menggunakan bahasa Tolaki.
Terkait Konawe sebagai Kota Budaya, kalosara akan dibuat pintu gerbang yang bernuansa daerah Tolaki menjadikan Konawe sebagai kota peradaban Tolaki yang ada ornamen tugu padi dan ornamen kalosara sebagai simbol Kota Beradat.
Ke depan (2025), Harmin akan memberikan bantuan hibah untuk pemberdayaan ormas sebesar 50 juta rupiah setiap tahun. Namun, sebelum diberikan bantuan, ormas tersebut harus terdaftar dulu Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).
“Jadi tiap ormas akan diberikan dana hibah dan kegiatan studi banding di luar daerah untuk studi budaya,” ujarnya.
Teskait CSR (corporate social responsibility). Harmin Ramba akan berupaya memberikan pemahaman kepada perusahaan terkait kewajibannya sebagai kegiatan sosial, amal, dan promosi perusahaan dan juga pemolesan citra perusahaan.
“Yang menjadi tujuan utama CSR adalah pembangunan berkelanjutan dan tepat sasaran,” pungkasnya.
Diketahui, pada momentum buka bersama tersebut, seluruh Ketua Ormas adat Tamalaki Konawe Mepokoaso sepakat untuk menjaga kedaulatan dan kedamaian di Kota Wonua Mbae (Kota padi) sebagai tanah kerinduan negeri para leluhur.
Dan yang paling utama adalah bagaimana menciptakan Kabupaten Konawe sebagai kota yang beradat dan beradab yang menjunjung tinggi rasa persaudaraan antar suku dan agama di mana ormas Tamalaki wajib menjaga nilai- nila kalosara untuk menjunjung tinggi budaya adat istiadat suku Tolaki.**
Editor: Sukardi Muhtar





