SUARASULTRA.COM | KONAWE – Direktur Lembaga Survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Popon Lingga Geni mengungkapkan bahwa alasan utama masyarakat Konawe memilih pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Konawe kerena melihat kemampuan paslon dalam menjawab persoalan daerah dan tahu cara menyelesakan masalah.
“Alasan utama masyarakat memilih pasangan calon pemimpin karena isu yang diangkat bisa menjawab persoalan di Konawe saat ini dan angkanya mencapai 37,1 persen. Kemudian, 29,1 persen kerena kemampuan dari pasangan calon dalam memecahkan masalah,” beber Popon saat memaparkan hasil survei Pilkada Konawe, baru-baru ini di Kendari.
Selanjutnya kata Popon, kecenderungan masyarakat Konawe memilih calon pemimpin karena mengikuti orang lain itu mencapai angka 12,4 persen. Sedangkan yang memilih karena pengalaman Paslon di bidang pemerintahan itu hanya di angka 9,2 persen.
“4,5 persen masyarakat Konawe memilih karena yakin paslon itu akan menang dan 1,4 persen yang memilih karena diberi barang atau uang dari paslon. Begitu pula dengan partai politik pengusung calon, hanya memberikan kontribusi suara hingga 1,4 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut Popon menegaskan bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan sejak tanggal 18 sampai 23 September 2024 lalu, kecenderungan pemilih mengalihkan dukungan politiknya ke calon lain itu karena beberapa alasan.
Alasan masyarakat Konawe mengalihkan pilihan politiknya itu karena program atau Visi Misi pasangan calon lain (58,4%). Kemudian, adanya isu negatif tentang calon yang akan dipilih (16,8%). Sedangkan pengaruh pemberian barang atau uang dari calon lain (9,8%) dan lainnya (3%).
Sementara yang tidak tahu dan tidak menjawab itu di angka 12 persen.
Diketahui, dalam survei JSI ini, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Konawe nomor urut 2, Rusdianto-Fachry Pahlevi Konggoasa (RD-FPK) memiliki elektabilitas atau tingkat keterpilihan yang cukup tinggi (44,1%).
Sementara posisi kedua ditempati oleh pasangan HADIR (34,8%) dan YA-SYAM (18,2%) dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen dan margin error 4,8 persen.
Laporan: Sukardi Muhtar
