SUARASULTRA.COM | KONAWE – Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan Bendungan Pelosika, sebuah proyek strategis yang diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.
Bupati Konawe, Stanley, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Dr. Ferdinand, SP MH, mengungkapkan bahwa proyek ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan, energi, dan air bagi masyarakat.
“Kami sangat mendukung pembangunan Bendungan Pelosika, yang tidak hanya akan memberikan manfaat bagi Konawe, tetapi juga bagi Provinsi Sulawesi Tenggara,” kata Ferdinand.
Bendungan Pelosika, yang terletak di Desa Asinua Jaya, Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, direncanakan mulai dibangun pada tahun 2026 dan dijadwalkan selesai pada tahun 2030.
Menurut Sekda, pembangunan Bendungan Pelosika juga akan mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan irigasi. Sekitar 20.458 hektar lahan pertanian, terdiri dari 12.678 hektar lahan fungsional dan 7.780 hektar lahan potensial, akan mendapat akses irigasi yang lebih baik.
Petani yang sebelumnya hanya bisa menanam dua kali dalam setahun, kini dapat memaksimalkan tiga kali musim tanam dalam setahun dengan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) 300 persen.
“Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, Bendungan Pelosika diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Konawe, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian ketahanan pangan, energi, dan air yang lebih baik bagi Indonesia di masa depan,” pungkasnya.
Direktur Bendungan dan Waduk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dr. Adenan Rasyid, ST., MT, menyampaikan bahwa pembangunan proyek ini telah memasuki tahap persiapan.
Pada kunjungannya ke lokasi titik nol di Kuambe pada 17 Desember 2024, Adenan menjelaskan bahwa target penyelesaian tahapan penentuan lokasi (Penlok) akan diselesaikan pada 2025.
“Proyek Bendungan Pelosika ini memiliki anggaran yang sepenuhnya didanai oleh Long China dengan total Rp 8,8 triliun, yang akan digunakan untuk membangun infrastruktur yang sangat penting bagi daerah ini,” ujar Adenan.
Bendungan ini diproyeksikan memiliki kapasitas tampung sebesar 1.076,60 juta m³ dengan luas daerah tangkapan air 2.780,60 km². Dengan kapasitas tersebut, Bendungan Pelosika diperkirakan akan menjadi bendungan terbesar ketiga di Indonesia setelah Bendungan Jatiluhur dan Jatigede.
Manfaat dari pembangunan bendungan ini sangat besar. Selain menyediakan pasokan air baku sebesar 750 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi 285.785 jiwa di Kabupaten Konawe, Bendungan Pelosika juga akan mendukung pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan tenaga surya dengan kapasitas 40 megawatt (MW), yang dapat menerangi Konawe dan Kota Kendari.
Diketahui, Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Ir. Ridwan Bae, bersama Direktur Bendungan dan Waduk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dr. Adenan Rasyid, ST, MT, meninjau langsung lokasi titik nol pembangunan Bendungan Pelosika, yang berlokasi di Kuambe, Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa 17 Desember 2024, tadi pagi ini.
Laporan: Sukardi Muhtar