


Viral Rekaman Tambang Pasir, Rudin Latunggala Akui Salah dan Bongkar Kronologi di Baliknya
SUARASULTRA.COM | KONAWE – Wartawan sekaligus mantan Kepala Desa Waturay, Rudin Latunggala, akhirnya buka suara terkait rekaman aktivitas tambang pasir di Desa Belatu, Pondidaha, dan Desa Teteona, Kecamatan Wonggeduku Barat, yang sempat menghebohkan publik.
Dalam pengakuannya, Rudin menjelaskan bahwa rekaman tersebut dilakukan secara diam-diam, bukan untuk kepentingan jurnalistik awalnya, melainkan dipicu oleh kekecewaan pribadi saat dirinya menagih pembayaran iklan ucapan Hari Raya Iduladha kepada Kepala Desa Teteona, Justin.
“Pak Justin bilang belum ada dana untuk bayar iklan. Karena kesal, saya mulai merekam diam-diam dan memancing beliau untuk bicara,” ungkap Rudin dalam keterangannya, Kamis (26/6/2025).
Rudin mengaku awalnya tidak berniat menjadikan rekaman itu sebagai bahan pemberitaan, mengingat isinya belum terverifikasi, terutama menyangkut penyebutan nama oknum anggota polisi. Namun, redaksi medianya meminta rekaman tersebut dengan alasan untuk dipelajari.
“Yang saya kirim hanya rekaman mentah. Saya pikir tidak akan dipublikasikan karena belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian yang disebut dalam rekaman,” katanya.
Namun, tak lama setelah mengirim rekaman itu, Rudin menerima tautan berita dari kantornya yang telah memuat isi percakapan tersebut. Ia mengaku kaget, sebab belum ada klarifikasi resmi dari pihak-pihak yang disebut dalam rekaman.
“Pimpinan saya bilang tidak perlu konfirmasi, rekaman ini sudah cukup kuat. Sebagai orang baru di media, saya ikut saja karena belum paham cara kerja jurnalistik dan kode etiknya,” ucap Rudin.
Setelah berita viral dan menimbulkan kegaduhan di media sosial, Rudin baru menyadari kekeliruannya. Ia menegaskan bahwa pembicaraan dalam rekaman itu bersifat informal dan tidak bisa dijadikan bukti valid.
“Pak Justin itu teman lama saya. Kami sering bercanda dan ngobrol ngalor-ngidul. Dalam rekaman itu dia hanya bercanda sambil menyebut nama oknum polisi,” ujarnya.
Terkait polemik yang timbul, Tim Paminal Polda Sultra langsung turun tangan dengan memeriksa para pihak, termasuk penambang pasir, Kepala Desa Justin, dan Rudin sendiri. Bahkan, oknum anggota Polri yang disebut dalam rekaman juga telah dimintai keterangan.
“Sudah clear, tidak ada pemberian uang dari penambang kepada oknum polisi. Saya juga telah membuat pernyataan resmi bahwa rekaman itu tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tegas Rudin.
Menutup pernyataannya, Rudin menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan, khususnya institusi Polri dan Polres Konawe.
“Saya mohon maaf kepada jajaran Polres Konawe. Karena ketidaktahuan saya, institusi Polri ikut terseret dan tercoreng. Semoga klarifikasi ini mengakhiri kesimpangsiuran yang beredar,” pungkas Rudin.
Laporan: Redaksi





