


Bupati Konawe Ancam Boikot Jalan Bersama Warga Jika Pemprov Tak Perbaiki Ruas Lambuya–Motaha
SUARASULTRA.COM | KONAWE – Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST menyatakan akan turut memboikot jalan poros Lambuya–Motaha jika Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) tidak segera merespons tuntutan warga terkait perbaikan infrastruktur yang telah rusak parah selama puluhan tahun.
Pernyataan tegas itu disampaikan Yusran saat turun langsung menemui massa aksi yang memblokir jalan nasional di Kecamatan Lambuya dan Puriala, Minggu sore (27/7/2025).
Sejak pagi, warga telah memblokade akses utama dengan kayu gelondongan dan tenda di badan jalan sebagai bentuk protes.
Dalam dialog yang berlangsung dalam suasana tegang namun kondusif, Bupati Yusran menyampaikan komitmennya untuk segera menindaklanjuti aspirasi warga dengan mengajak perwakilan masyarakat bertemu langsung dengan Gubernur Sultra.
“Saya akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tanggal 30 Juli nanti, saya akan ajak perwakilan masyarakat bertemu langsung dengan Gubernur,” kata Yusran Akbar di hadapan massa aksi.
Ia menegaskan, jika tidak ada kejelasan maupun komitmen nyata dari Pemprov Sultra dalam pertemuan tersebut, dirinya tidak akan tinggal diam.
“Kalau sampai jalan Lambuya–Motaha ini tidak juga diaspal, saya sendiri yang akan ikut memboikot jalan ini bersama masyarakat,” tegasnya yang langsung disambut sorakan dukungan dari warga.
Pernyataan tersebut membangkitkan kembali semangat dan harapan warga yang selama ini merasa terabaikan. Mereka menilai sikap Bupati Yusran sebagai bentuk keberpihakan yang nyata dari pemimpin daerah.
Tokoh pemuda Lambuya, Widodo, yang menjadi salah satu koordinator aksi, menyambut baik langkah Bupati.
“Kami mengapresiasi keberanian beliau yang mau turun langsung ke lapangan. Tapi yang kami tunggu bukan hanya janji, melainkan bukti nyata,” ujarnya.
Sebagai bentuk itikad baik, warga mulai membuka satu jalur bagi kendaraan yang melintas, sambil menunggu hasil pertemuan dengan Gubernur Sultra pada 30 Juli mendatang. Mereka juga menyatakan akan menentukan langkah selanjutnya berdasarkan respons pemerintah provinsi.
Ruas jalan Lambuya–Motaha merupakan jalur vital yang menghubungkan sejumlah kecamatan dan menjadi urat nadi distribusi ekonomi masyarakat setempat. Namun, selama lebih dari dua dekade, jalan ini tak kunjung mendapat perbaikan layak meski telah berulang kali dijanjikan oleh pemerintah.***
Editor: Sukardi Muhtar





