


Jalan Rusak Parah, Sopir Kontainer Kendari Desak Perbaikan Akses Bungkutoko
SUARASULTRA.COM | KENDARI – Ratusan sopir truk kontainer di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, turun ke jalan menuntut perbaikan infrastruktur akses menuju Terminal Peti Kemas PT Pelindo IV di Bungkutoko. Aksi unjuk rasa yang digelar Rabu (2/7/2025) itu menjadi sorotan publik karena menyangkut jalur vital distribusi logistik regional.
Jalan sepanjang satu kilometer yang menjadi penghubung utama ke pelabuhan tersebut dilaporkan mengalami kerusakan parah—dipenuhi lubang besar, genangan air, dan permukaan jalan yang bergelombang hingga menghambat aktivitas pengangkutan barang dan membahayakan keselamatan pengemudi.
“Kami hanya minta satu hal: perbaiki jalan ini! Kondisinya sudah tidak layak, dan setiap hari kami harus mempertaruhkan nyawa untuk bekerja,” tegas Alisman, salah satu pengemudi yang turut berorasi dalam aksi damai itu.
Keluhan para sopir disambut langsung oleh Ketua Komisi III DPRD Sultra, Suleha Sanusi, yang menerima perwakilan massa aksi di kantor DPRD Provinsi. Suleha mengaku telah menerima bukti visual berupa video kondisi jalan dari para pengunjuk rasa.
“Kami akan segera memanggil pihak-pihak terkait, yakni PT Pelindo IV Kendari, Pemerintah Kota Kendari, dan Pemerintah Provinsi Sultra, untuk duduk bersama mencari solusi konkret. Rapat koordinasi akan kami gelar paling lambat Senin, 14 Juli 2025,” ujar Suleha dengan tegas.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Sultra, Aflan Zulfadli, turut menyoroti dampak ekonomi dari kerusakan jalan tersebut. Ia menilai buruknya kondisi infrastruktur mengganggu efisiensi logistik dan bisa menurunkan daya saing daerah.
“Jalan ini adalah tulang punggung distribusi barang ke dan dari pelabuhan. Kerusakannya bukan hanya merugikan para pengemudi, tapi juga berdampak langsung pada perekonomian daerah. Ini harus segera ditangani,” kata Aflan.
Aksi unjuk rasa sopir kontainer ini menjadi pengingat penting bahwa infrastruktur yang rusak tidak hanya menghambat lalu lintas barang, tetapi juga menimbulkan potensi krisis keselamatan dan kerugian ekonomi yang signifikan.
Laporan: Sukardi Muhtar





