


TMMD Buka Akses Ekonomi Desa: Enam Jembatan Rusak di Asinua Akhirnya Diperbaiki
SUARASULTRA.COM | KONAWE – Kabar gembira datang dari pelosok Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Enam jembatan semi permanen yang selama ini menjadi penghambat utama akses dan distribusi hasil pertanian di Desa Awua Jaya, Awua Sari, dan Nekudu akhirnya diperbaiki melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Tahun Anggaran 2025.
Kondisi jembatan yang sebelumnya rusak parah, licin, dan lapuk telah lama menjadi momok bagi warga. Tak jarang pengendara terjatuh saat melintasi jembatan tersebut, sementara para petani kesulitan mengangkut hasil panen menuju jalan utama.
“Banyak warga yang celaka karena jembatannya licin dan rapuh. Distribusi hasil pertanian juga sering terganggu,” ungkap Budiono, warga Desa Awua Sari.
Komandan Kodim 1417/Kendari, Kolonel Inf Herry Indriyanto, memimpin langsung pelaksanaan pembangunan infrastruktur ini. Ia menjelaskan bahwa perbaikan jembatan merupakan bagian dari upaya meningkatkan konektivitas antar-desa.
“Pengerjaan sudah mencapai 50 persen. Kami memperbaiki secara menyeluruh, mulai dari gelagar penyangga hingga papan landasan,” jelasnya saat ditemui di Desa Nekudu, Minggu (27/7/2025).
Program TMMD ke-125 mengusung tema “Sinergi Lintas Sektoral Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat Semakin Kuat”.
Selain pembangunan fisik, TMMD juga menghadirkan program non-fisik seperti penyuluhan kesehatan, KB-Kesehatan, pertanian, dan penyuluhan hukum sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat desa.
Sebanyak 100 personel gabungan TNI-Polri diterjunkan untuk menyukseskan program yang terfokus di empat desa tersebut.
“Antusiasme warga luar biasa. Ini menunjukkan TMMD tak hanya membangun infrastruktur, tapi juga merekatkan hubungan antara TNI dan masyarakat,” ujar Kolonel Herry.
Kolonel Herry menambahkan, sejumlah desa yang menjadi sasaran TMMD merupakan sentra produksi beras. Karena itu, perbaikan jembatan diyakini akan memperlancar distribusi hasil pertanian ke pasar dan memperkuat ketahanan pangan lokal.
“Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga penguatan ekonomi desa,” tegasnya.
Warga pun menyambut antusias kehadiran program ini.
“Dulu kami harus memutar jauh untuk menjual hasil panen. Sekarang akses sudah lebih dekat dan aman,” ucap Ambo Rasak, petani asal Desa Lasada.
Tak hanya jembatan, TNI-Polri juga membangun fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) di Desa Nekudu, demi mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat. “Kami ingin pembangunan ini menyentuh semua aspek kehidupan, baik fisik maupun non-fisik,” tutur Herry.
Kolonel Herry menegaskan bahwa TMMD bertujuan menciptakan desa yang tangguh dan mandiri, tidak hanya dari segi infrastruktur, tetapi juga dari sisi sumber daya manusia.
“Kami ingin meninggalkan warisan bukan hanya berupa bangunan, tapi juga semangat kemandirian dan gotong royong,” imbuhnya.
Sertu Ahmad, anggota Satgas TMMD, menyebut keterlibatan aktif warga menjadi kunci utama percepatan pembangunan. “Gotong royong warga luar biasa. Inilah kekuatan utama TMMD,” katanya.
Kolonel Herry berharap, model sinergi seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi pembangunan desa-desa lain.
“Ketika TNI, Polri, dan masyarakat bersatu, tak ada yang tak bisa kita capai,” pungkasnya optimis.
Dengan rampungnya enam jembatan vital ini, roda perekonomian di Kecamatan Asinua diperkirakan akan bergerak lebih cepat. TMMD ke-125 pun menjadi bukti nyata bahwa pembangunan berbasis kolaborasi dapat mewujudkan kemandirian desa secara nyata, bukan sekadar wacana.
Laporan: Rahmat
Editor: Sukardi Muhtar





