

Sumpah Pemuda 2025: Meneguhkan Semangat Hima Konawe, Dari Daerah untuk Indonesia
Oleh: Muh. Dion Saputra
Ketua Bidang Perguruan Tinggi dan Pengkajian Isu (Bid. PTPI)
Himpunan Mahasiswa Kabupaten Konawe (HIMA KONAWE)
Di antara banyak peristiwa penting dalam sejarah kebangsaan Indonesia, Sumpah Pemuda 1928 menempati posisi yang sangat istimewa. Ia bukan sekadar tonggak sejarah yang mempersatukan bangsa, melainkan juga manifestasi kesadaran kolektif kaum muda untuk menatap masa depan dengan satu visi: Indonesia yang berdaulat, berkeadilan, dan bermartabat.
Di bawah semboyan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia, para pemuda kala itu menyalakan bara perjuangan yang kemudian menjadi nyala api kemerdekaan.
Kini, di tahun 2025, hampir satu abad setelah ikrar itu diucapkan, semangat Sumpah Pemuda menuntut tafsir baru. Zaman telah berubah. Kita hidup dalam era digital, globalisasi, dan disrupsi teknologi. Namun nilai-nilai persatuan, kesadaran kebangsaan, serta tanggung jawab sosial yang terkandung dalam Sumpah Pemuda tetap menjadi fondasi kokoh yang tak lekang oleh waktu.
Dalam konteks kekinian, Himpunan Mahasiswa Kabupaten Konawe (HIMA KONAWE) menegaskan bahwa organisasi ini bukan sekadar wadah kedaerahan, tetapi ruang strategis bagi pemuda daerah untuk mengartikulasikan perannya dalam pembangunan bangsa.
Melalui tema besar “Hima Konawe: Dari Daerah untuk Indonesia,” kami menegaskan satu hal penting: bahwa kontribusi terhadap Indonesia tidak selalu lahir dari pusat kekuasaan, tetapi juga dapat tumbuh kuat dari pinggiran — dari Konawe, dari tanah yang menjadi saksi lahirnya semangat kerja keras dan kearifan lokal.
Hima Konawe meyakini bahwa pembangunan bangsa yang utuh harus bertolak dari kesadaran lokal. Kecintaan terhadap daerah bukan bentuk kesempitan berpikir, melainkan akar identitas yang meneguhkan jati diri kebangsaan. Dari tanah Konawe yang subur, dari nilai-nilai gotong royong dan solidaritas masyarakat, kita belajar tentang makna sejati kebersamaan dan nasionalisme.
Pemuda Konawe harus tampil sebagai generasi berpengetahuan, progresif, dan berkomitmen, yang mampu menjembatani nilai-nilai lokal dengan tantangan nasional. Membangun daerah berarti memperkuat fondasi Indonesia. Ketika mahasiswa Konawe meneliti irigasi pertanian, mengkaji pembangunan infrastruktur, atau menggerakkan literasi di kampus dan desa, sejatinya ia sedang berkontribusi bagi masa depan bangsa.
Sumpah Pemuda di era 2025 menuntut keberanian baru — bukan lagi sekadar bersatu dalam semboyan, tetapi bersatu dalam gagasan, karya, dan tindakan nyata. Mahasiswa ditantang untuk berpikir kritis di tengah derasnya arus informasi, untuk tetap berpijak di tanahnya ketika dunia mendorong pada homogenisasi budaya.
Di sinilah Bidang Perguruan Tinggi dan Pengkajian Isu (PTPI) Hima Konawe mengambil peran penting. PTPI menjadi motor penggerak intelektualitas daerah — melalui riset, diskusi, dan kajian strategis yang berorientasi pada solusi. Kami percaya bahwa ilmu pengetahuan harus kembali ke rakyat, dan pendidikan tinggi tidak boleh tercerabut dari realitas sosial daerahnya.
Sumpah Pemuda bukan hanya peringatan tahunan, tetapi api perjuangan yang harus dijaga. Api yang menyala dalam dada setiap mahasiswa Konawe untuk terus berjuang dari ruang-ruang kecil organisasi, dari kampus ke desa, dari ide menjadi aksi nyata.
Kita harus berani bermimpi besar: menjadikan Hima Konawe sebagai laboratorium gerakan daerah yang melahirkan solusi bagi persoalan nasional. Dari Konawe, kita menulis gagasan untuk Indonesia. Dari lembah dan sawah, kita menumbuhkan harapan untuk negeri. Dari mahasiswa daerah, kita menegaskan arti kebangsaan yang sejati.
Sebab, Indonesia bukan hanya tentang Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Indonesia adalah tentang daerah-daerah yang bergerak, tentang anak-anak muda yang berjuang di Konawe, tentang semangat kecil yang menyalakan cahaya besar bagi republik.
Sumpah Pemuda 2025 menjadi momentum reflektif: apakah kita masih setia pada cita-cita persatuan itu? Apakah kita masih percaya bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil?
Bagi kami, mahasiswa Konawe, jawabannya tegas: Dengan semangat dari daerah kami berdiri, Untuk Indonesia kami mengabdi.

















