Banjir Rendam Sawah Warga, JMSI Kolaka Raya Soroti Dampak PSN Pomalaa

  • Share
Ketgam Dari Kiri ke Kanan: Sawah Warga terendam banjir lumpur, Rumah Warga terancam ambruk gegara longsor dan Ketua JMSI Kolaka Raya, Andri Ovianto.

Make Image responsive
Make Image responsive

Banjir Rendam Sawah di Kolaka, JMSI Kolaka Raya Soroti Dampak PSN Pomalaa

SUARASULTRA.COM | KOLAKA – Kehadiran Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor pertambangan nikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, kini menuai sorotan. Alih-alih membawa kesejahteraan, keberadaan proyek tersebut justru dinilai memunculkan penderitaan baru bagi para petani di wilayah sekitar.

Puluhan hektar sawah milik warga Desa Lamedai, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, dilaporkan terendam banjir akibat curah hujan tinggi disertai aliran lumpur pekat yang menutupi area persawahan hingga setinggi betis. Kondisi tersebut membuat para petani terancam gagal panen.

Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kolaka Raya, Andri Ovianto, dalam keterangan persnya, Senin (10/11/2025), menyebut bahwa peristiwa banjir di Desa Lamedai ini merupakan kejadian pertama sejak dimulainya pembangunan proyek smelter nikel yang berstatus PSN di Pomalaa.

“Ini baru pertama kali dalam sejarah Desa Lamedai sawah warga tergenang banjir hingga seluas ini. Puluhan hektar sawah terdampak, dan lumpur menutupi area pertanian,” ungkap Andri.

Menurutnya, kehadiran PSN seharusnya membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar, terutama bagi para petani, bukan justru menimbulkan penderitaan baru.

“Kami mendukung investasi dan hilirisasi nikel. Tapi investasi harus memberi manfaat, bukan sebaliknya menyengsarakan warga di sekitar lingkar PSN,” tegasnya.

Andri juga menuturkan bahwa sejak proyek smelter dimulai, sejumlah wilayah di bagian selatan Kolaka kerap mengalami masalah lingkungan. Air sungai di beberapa desa, seperti Oko-oko, Lamoiko, dan Pewisoa Jaya, berubah warna menjadi merah akibat diduga tercemar lumpur dari area pertambangan.

“Seminggu lalu, air sungai di Desa Oko-oko berwarna merah karena luapan tanah dari area tambang. Beberapa desa lain juga terdampak banjir dan sedimentasi. Ini bukti nyata bahwa aktivitas PSN membawa risiko serius bagi masyarakat di lingkar tambang,” ujarnya.

Baca Juga:  Momen Haru IdulFitri, Bupati Konawe Beri Kejutan Ultah untuk Wabup

Ia mendesak pihak perusahaan dan pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret agar bencana serupa tidak terulang, terutama menghadapi puncak musim hujan.

“Musim hujan sudah tiba. Jika tidak diantisipasi cepat, banjir besar bisa terjadi lagi. PSN jangan melenggang di atas penderitaan rakyat. Kami minta bukti nyata dari perusahaan untuk memperhatikan dampak lingkungan dan kesejahteraan warga,” tutup Andri Ovianto.

Laporan: Redaksi

Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!