Ridwan Bae Sebut Demo Bukan Murni Aspirasi, Formasi Balik Beber Dugaan Upaya Suap
SUARASULTRA.COM | JAKARTA – Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ir. Ridwan Bae angkat bicara terkait aksi unjuk rasa sejumlah kelompok mahasiswa di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Politisi senior asal Sulawesi Tenggara (Sultra) itu menghargai penyampaian aspirasi sebagai bagian dari hak demokrasi warga negara. Namun, ia menilai rangkaian demonstrasi tersebut tidak sepenuhnya murni memperjuangkan kepentingan publik.
Mantan Bupati Muna dua periode itu mengungkapkan, aksi demonstrasi yang berlangsung hingga beberapa kali tersebut diduga memiliki motif lain, yakni adanya permintaan uang kepada dirinya.
“Setiap orang punya hak menyampaikan pendapat, itu dijamin konstitusi. Tetapi yang kemarin itu bukan murni perjuangkan kepentingan publik. Ada motif lain, yakni meminta uang kepada saya,” ujar Ridwan dikutip dari BeritaRakyat.co, Sabtu (22/11/2025).
Ridwan bahkan mengklaim mengantongi bukti berupa pesan dan rekaman suara dari oknum yang diduga menjadi dalang aksi demonstrasi tersebut.
“Mereka kirim pesan meminta uang. Saya masih simpan bukti komunikasinya,” ungkap pria yang akrab disapa RB itu.
Menurutnya, sejumlah pihak yang terlibat dalam aksi tersebut merupakan individu yang selama ini kerap ia bantu.
Formasi Beberkan Dugaan Upaya Suap oleh Orang Dekat Ridwan Bae
Menanggapi tudingan tersebut, Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formasi) justru mengungkap dugaan adanya upaya suap yang dilakukan orang-orang dekat RB kepada anggota mereka.
Direktur Aliansi Masyarakat Peduli Hukum (Ampuh) Sultra sekaligus pendiri Formasi, Hendro Nilopo, mengatakan sejak aksi pertama digelar, beberapa individu yang diduga dekat dengan RB mencoba menyuap anggota Formasi dengan imbalan uang puluhan juta rupiah.
“Ini justru menunjukkan sikap asli RB menurut kami. Beliau selalu identik dengan praktik suap-menyuap. Bahkan anggota kami coba disuap agar tidak melakukan aksi terkait dugaan pungli yang melibatkan RB dan AAUD selaku eks Kepala BWS Wilayah IV Kendari,” kata Hendro kepada awak media, Sabtu (22/11/2025).
Hendro menyebut salah satu yang diduga hendak disuap adalah Ketua Umum HP21N, Arnol Ibnu Rasyid.
“Arnol pernah chat saya. Dia bilang ada orang atau anggota RB menghubunginya dan menawarkan sejumlah uang dengan catatan agar aksi di KPK tidak dilanjutkan atau dibatalkan,” ujarnya.
Hendro mengaku langsung menginstruksikan agar upaya suap itu ditolak dan aksi tetap berjalan.
“Itu terbukti. Kami tetap konsisten mengawal kasus tersebut dan sudah empat kali turun aksi,” tegasnya.
Arnol Bantah Minta Uang, Sebut Pemberitaan Distorsi
Ketua Umum Himpunan Pemuda 21 Nusantara (HP21N), Arnol Ibnu Rasyid, yang dikonfirmasi terpisah membantah keras tudingan bahwa pihaknya meminta uang kepada kubu RB.
“Tadi ada teman yang kirim berita soal tudingan ada permintaan uang dari kami. Ini bentuk distorsi. Bukan kami yang meminta, tetapi justru kami yang coba disuap agar berhenti demo,” kata Arnol.
Ia menduga narasi tersebut sengaja dibangun untuk membungkam aksi yang tengah mereka jalankan terkait dugaan pungli dan suap yang melibatkan oknum anggota DPR RI inisial RB serta eks Kepala BWS Wilayah IV Kendari.
“Awalnya mereka mencoba menyuap kami agar berhenti melakukan aksi di KPK. Karena kami menolak, mereka membuat distorsi untuk membohongi publik,” tambah alumni Ilmu Komunikasi UIC Jakarta itu.
Formasi dan HP21N Konsisten Kawal Kasus
Arnol menegaskan, pihaknya bersama Ampuh Sultra tetap berkomitmen mengawal dugaan pungli dan suap terkait proyek Program Percepatan Pembangunan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) serta program Bedah Rumah di Sulawesi Tenggara.
“Kami tegaskan, kami menolak segala bentuk suap dari oknum anggota DPR RI asal Sultra inisial RB. Sejak awal kami berkomitmen menuntaskan kasus tersebut,” tutupnya.
Laporan: Redaksi
