SUARASULTRA.COM, UNAAHA – Warga masyarakat Kelurahan Wanggudu Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara ( Konut ) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sedang mengembangkan bibit padi asal Negeri Korea Selatan.
Salah seorang petani Wanggudu, Arwan kepada SuaraSultra.com Jum’at (23/03/2018) menjelaskan kondisi persawahan di Wanggudu adalah sawah jadi yang dicetak pada tahun 2007. Dan sampai sekarang dirinya bersama petani lainnya sudah maanfaatkan untuk kebutuhan pangan kendatipun banjir sering melanda pada musim panen.
“Untuk musim kali ini, kami kembangkan padi Korea karena bisa tumbuh subur pada kondisi lahan kering dan lahan basah seperti saat musim banjir,” kata Arwan.
Dikatakan, sebelumnya kalau banjir, panen petani sering gagal atau puso. Meskipun pemerintah berupaya membuka lahan persawahan dan menanggulangi bencana di Konut, tetap saja di wilayah Wanggudu masih tetap menjadi langganan banjir.
“Saat ini untuk panen padi di wilayah Kelurahan Wanggudu, Desa Puuwanggudu dan Desa Wanggudu Raya lebih 100 hektar yang terbuka dan sekitar hanya 25 % yang panen, itupun panen di atas perahu dan yang terendam semua dimakan keong mas” rinci pria yang dikenal pekerja akrivis LSM tersebut.
Menurut Arwan, dalam kondisi seperti itu, dirinya bersama petani lainnya mencoba mengembangkan Varietas Pelita dan Korea untuk tidak puso lagi. Pasalnya, padi varietas Pelita dan Korea kata dia sangat ampuh pada kondisi lahan sawah yang rawan banjir, karena pohonya tinggi, buah bulirnya juga jauh lebih banyak dibanding varietas padi lokal.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Konut Jahidin, SP mengatakan bahwa sebenarnya padi varietas Pelita dan Korea itu masih jenis padi lokal Indonesia. Dan di Konut diberi nama Padi Konasara.
“Apapun namanya, kami sangat mendukung terhadap petani yang ikut melaksanakan program swasembada pangan nasional dan membudidayakan padi tersebut,” pungkasnya.
Laporan : Aras Moita