SUARASULTRA.COM | KONAWE – Memiliki gedung megah, peralatan modern serta pelayanan yang prima membawa Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit (RS ) Konawe menyabet predikat RS Bintang Lima. Dalam arti lainnya, RS ini berhasil duduk pada level yang paripurna.
Bahkan baru-baru ini, RS yang dinakhodai dr. H.M. Agus Lahida, MMR ini kembali menyabet prestasi gemilang. Lab RS Konawe masuk dalam nominasi 18 besar sebagai Best Performance Award se-Indonesia dari lomba Sysmex BX 3010, yang diselenggarakan oleh PT Sysmex Indonesia.
Namun, semua prestasi yang diraih dengan susah payah tersebut kini tercoreng dengan isu yang kurang sedap. Oknum petugas di Lab RS Konawe bekerja sama oknum dokter diduga telah memperjualbelikan hasil swab pasien dengan bandrol puluhan juta rupiah.
Isu tersebut langsung viral dan menjadi perbincangan hangat di media sosial, group WhatsApp. Tak ayal, pihak RS Konawe pun terusik dan akhirnya buka mulut terkait isu miring tersebut.
Diana Kadarudin yang diketahui sebagai salah satu pegawai di RS Konawe akhirnya angkat bicara. Ia pun memberikan pengakuan yang sangat mengejutkan terkait isu jual beli hasil swab itu.
“Yang jelas memang ada kejadian di bulan Januari pak. Masih ada disimpan foto berkasnya yang memalsukan itu pak,” aku perempuan yang diketahui sebagai sekretaris pribadi Dirut BLUD RS Konawe melalui pesan WhatsApp, Sabtu (23/1/2021).
Untuk mendapatkan informasi lebih jauh terkait jual beli hasil swab tersebut, SUARA SULTRA meminta konfirmasi kepada Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Konawe, Dr. Ferdinand Sapan. Namun, pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah ( Sekda) Konawe ini belum dapat memberikan keterangan lebih jauh terkait isu dimaksud.
“Senin saya panggil Dirut BLUD,” jawab Ferdinand singkat via WhatsApp, Sabtu (23/1/2021).
Untuk diketahui, isu jual beli hasil swab ini telah beredar di group WhatsApp. Dalam perbincangan warga group tersebut diketahui bahwa oknum petugas Lab RS Konawe bekerja sama dengan oknum dokter diduga kuat telah memalsukan hasil swab. Hasil Swab Positif diubah menjadi Negatif dengan bayaran mencapai puluhan juta rupiah.
Diskusi yang berkembang terkuak bahwa pasien yang berani membayar agar hasil swab diubah dari Positif menjadi Negatif merupakan “Orang Tambang” (pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan).
Laporan: Sukardi Muhtar