SUARASULTRA.COM | BUTON UTARA – Dokumen pengalaman perusahaan yang digunakan oleh PT Nusa Karya Natura dalam mengikuti lelang proyek Penataan Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Mina-Minanga Kabupaten Buton Utara (Butur) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga palsu.
Dalam mengikuti proses lelang proyek pada Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Butur, PT Nusa karya Natura melampirkan dokumen kontrak Sub Pekerjaan dengan PT Istaka Karya Persero, bernomor SPK-34/KOBX.ll/24/17/1.K.P Tanggal 15 Februari 2022 sebagai dokumen pengalaman perusahaan.
Pada pembuktian kualifikasi, PT Nusa Karya Natura telah dinyatakan tidak lulus oleh Kelompok Kerja (Pokja) 37 karena dianggap tidak dapat membuktikan pengalaman perusahaan. Hal itu tertuang dalam Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP) Penataan Kawasan RTH Mina-Minanga, Nomor 10/BAHP/PK-RTH/POKJA 37/2022.
Kemudian, pada tanggal 27 Agustus 2022, PT Nusa Karya Natura melakukan sanggahan menolak digugurkan karena pengalaman itu dianggap benar adanya dan sanggahan tersebut diterima oleh Pokja 37.
Diketahui masa sanggah nanti dibuka oleh Panitia Lelang pada tanggal 4 sampai 8 September 2022.
Selanjutnya, pada tanggal 3 September 2022 Pokja 37 menyatakan PT Nusa Karya Natura lulus pembuktian kualifikasi.dengan dasar surat keterangan kebenaran dokumen dari PT Istaka Karya Persero atas dokumen kontak Sub Pekerjaan yang dilampirkan.
Kepala Divisi Pemasaran PT Istaka Karya Persero, Senapan Budiono yang dikonfirmasi awak media ini mengatakan Kontrak Sub dengan No SPK-34/KOBX.ll/24/17/1.K.P Tanggal 15 Februari 2022, PT Istaka Karya Persero dengan PT Nusa Karya Natura serta surat keterangan kebenaran dokumen yang ditandatangani oleh Direktur Pelaksana PT Istaka Karya pada tertanggal 5 September 2022 adalah palsu.
Senapan Budiono mengungkapkan, PT Istaka Karya Persero tidak pernah melakukan kerja sama dengan PT Nusa Karya Natura dalam pekerjaan di Kendari.
Lebih lanjut Senapan Budiono menjelaskan semua isi dokumen yang mengatasnamakan PT Istaka Karya Persero tersebut adalah palsu termaksud atas nama yang bertanda tangan.
“Itu mengada-ada, semuanya palsu, cap palsu, kopi surat palsu dan nggak ada orangnya, yang mana,”tegasnya.
Laporan: Anto Lakansai
Editor: Sukardi Muhtar
