LBH HAMI Sultra Desak Gubernur ASR Cabut Laporan terhadap Mahasiswa: Lebih Baik Gunakan Empati daripada Kekuasaan

  • Share
Ketua LBH HAMI Sultra, Andri Darmawan, SH, MH, CLA, CI., CRA.Dok: Suara Sultra.

Make Image responsive

LBH HAMI Sultra Desak Gubernur ASR Cabut Laporan terhadap Mahasiswa: Lebih Baik Gunakan Empati daripada Kekuasaan

SUARASULTRA.COM | KENDARI – Desakan agar Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR), mencabut laporan terhadap puluhan mahasiswa asal Sultra di Jakarta terus menguat.

Kali ini, dorongan tersebut datang dari Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Sultra, Andri Darmawan, yang menilai langkah pelaporan itu berlebihan dan tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin yang bijak.

“Daripada berpolemik dengan anak-anak kita (mahasiswa), lebih baik Pak Gubernur cabut laporannya. Itu jauh lebih bijak dan mendidik,” ujar Andri, Minggu (12/10/2025).

Menurutnya, tindakan pelaporan terhadap mahasiswa yang hanya menyampaikan aspirasi merupakan bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi. Ia menilai sangat tidak pantas jika puluhan mahasiswa harus berurusan dengan aparat penegak hukum hanya karena persoalan kecil di Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Sultra di Jakarta.

“Lucu saja, masa adik-adik kita ini harus bolak-balik ke kantor polisi, diperiksa satu per satu, hanya karena pot bunga yang rusak atau makanan di kulkas yang diambil. Itu bukan persoalan hukum, tapi persoalan komunikasi dan empati,” jelasnya.

Lebih lanjut, Andri menilai masih ada persoalan yang jauh lebih substansial dan mendesak untuk diselesaikan oleh Gubernur ASR, yakni dugaan korupsi di Kantor Penghubung Pemprov Sultra di Jakarta yang sebelumnya telah digeledah oleh pihak Kejaksaan.

“Kalau mau beresin masalah, ya selesaikan dulu itu Kantor Penghubung yang digeledah karena dugaan korupsi. Jangan justru sibuk memenjarakan mahasiswa yang menuntut janji asrama yang sampai sekarang belum dibangun,” tegasnya.

Ia juga menyinggung janji politik Gubernur ASR yang hingga kini belum terealisasi, yakni pembangunan Asrama Mahasiswa Bumi Anoa di Jakarta, yang sejak lama menjadi aspirasi mahasiswa Sultra di perantauan.

Baca Juga:  Warga Abeli Ditangkap Polisi, Diduga Konsumsi Sabu

“Nah, itu yang mestinya diurus. Jangan sampai anggaran kantor dihabiskan untuk hal yang tidak penting, sementara mahasiswa kita di Jakarta kesulitan tempat tinggal. Lebih baik uangnya digunakan membantu mereka daripada memproses laporan,” ungkapnya.

Andri menegaskan, seorang pemimpin sejati harus mampu menunjukkan keteladanan dan kebesaran hati, bukan menggunakan kekuasaan untuk membungkam kritik.

“Seorang pemimpin yang bijak tidak mudah tersinggung oleh kritik. Kalau mahasiswa turun menyuarakan janji yang belum ditepati, itu artinya mereka peduli. Mestinya diapresiasi, bukan dilaporkan,” tutupnya.

Editor: Redaksi

banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!