Suara Sultra Berani Menyuarakan Kebenaran
Ketgam : Jusman, nelayan Tanjung Laimeo saat menyelamatkan perahu miliknya dari terjangan ombak / Aras Moita
SUARASULTRA.COM, KONUT – Akibat cuaca buruk yang melanda daerah pesisir Kabupaten Konawe Utara sejak akhir Januari sampai pertengahan Februari 2019 ini, Nelayan di Desa Laimeo, Ulu Sawa dan Desa Tanjung Laimeo Kecamatan Sawa, takut melalut.
Pasalnya, ombak yang mencapai ketinggian 2 meter setiap saat dapat menerjang kapal nelayan. Selain itu, cuaca ekstrim tersebut juga telah merusak rumah warga nelayan disekitar bibir pantai.
Salah satu korban abrasi di desa Tanjung Laimeo, Jusman mengungkapkan, akibat cuaca yang tidak mendukung tersebut dirinya bersama nelayan lainnya takut turun melaut untuk mencari ikan. Akibat terjangan ombak setinggi kurang lebih 2 meter kata Jusman, rumah tempat tinggalnya mengalami kerusakan.
“Waktu terkena dampak abrasi baru baru ini, bapak Bupati datang membantu masyarakat mengisi pasir di karung untuk penahan abrasi dan itu cukup membantu kami. Namun saat ini, cuaca jauh lebih ekstrim,” Kata Jusman Nelayan setempat.
Menurut Jusman, ombak yang paling mengerikan saat ini datang dari arah utara. Cuaca ekstrim ini mulai merusak pekarangan dan rumah warga.
“Selain pondasi rumah, halaman pekarangan kami bahagian pinggir pantai berkurang 20 meter terkena abrasi. Sekarang bertambah lagi sekitar 25 meter, seandainya ada karung, kita akan tambah ketinggian untuk menahan ombak,” katanya.
Sementara ditempat yang sama, Aripuddin nelayan Tanjung Laimeo berharap, agar pihak terkait dapat lebih intens melihat bencana yang sedang terjadi sambil menunggu proses pembangunan talud penagkal abrasi pantai.
“Kami hanya bisa berharap pihak terkait bisa cepat tanggap terhadap bencana ini,” ucapnya.
Diketahui, saat ini pemerintah daerah Kabupaten Konawe Utara sudah merencanakan penanggulangan bencana di pesisir pantai. Pemda bakal membuat tanggul penahan ombak melalui anggaran Dana Desa dan APBD Konawe Utara.
Laporan : Aras Moita
