Suara Sultra Berani Menyuarakan Kebenaran
SUARASULTRA.COM, KONUT – Dengan telah dilantiknya Aksar sebagai Kades terpilih Boedingi,Kecamatan Lasolo Kepulauan Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, masyarakat setempat sangat berharap agar desa yang terpencil itu bisa terbangun dan menjadi desa percontohan di daerah Konut.
Harapan masyarakat ini tidaklah mengada – ada. Pasalnya desa Boedingi ini berada di lingkup perusahaan tambang. Apalagi desa tersebut mendapat kompensasi 2 tongkang dari PT. DAKA GROUP senilai 20 juta rupiah.
Dana kompensasi ini dimaksudkan untuk dibagi rata di masyarakat, yang mana selama ini masyarakat jadikan sebagai uang debu. Namun harapan warga setempat itu masih belum terwujudkan sepenuhnya karena kadesnya masih terkesan pilih kasih. Sebagai kepala desa yang baru dilantik, Aksar masih memilih siapa yang layak dapat kompensasi atau tidak.
“Saya tidak berikan kompensasi kepada kepala sekolah dan beberapa guru yang mengajar di sekolah dasar desa kami,” ucap Aksar kepala desa yang baru dilantik baru-baru ini.
Kondisi Murid sekolah dasar di desa Boedingi.Foto Suhardiman Sawali
Padahal dalam Visi Misinya saat ikut Pilkades, akan mengutamakan kepentingan pendidikan serta akan membiayai guru mengaji di masjid.
Terkait hal itu, pihak guru yang SKnya di daerah terpencil itu tentang kompensasi atau uang debu, Aksar menyebut itu sudah di simpan untuk persiapan mesjid dan balai desa.
“Sisa yang dibagi di warga, uang kompensasi saya pergunakan untuk mesjid,” kata Aksar.
Sementara kebisingan dari aktivitas tambang itu sangat mengganggu kegiatan sekolah. Camat Lasolo Kepulauan ABDOLLAH S.Pd, saat dikonfirmasi terkait hal itu tidak menanggapi serius.
“Saya akan coba diskusikan kepada kepala desa,” ucap Abdollah S.Pd singkat.
Setelah berapa minggu menunggu, itu hanya ulasan belaka dari camat Lasolo Kepulauan. Sementara diketahui ada insentif yang diterima dari perusahaan tambang dan itu dianggap itu hanya sebagai honor, bukan pungli.
Laporan : Suhardiman Sawali
Editor : Redaksi
