



SUARASULTRA.COM | KONAWE – Polemik partai final sepak bola pada ajang Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilaksanakan di lapangan Banabungi Pasarwajo Kabupaten Buton pada Sabtu 3 Desember 2022 lalu masih terus bergulir.
Diketahui, pada laga final yang mempertemukan PS Konawe dengan PS Kota Kendari tersebut dipimpin oleh Wasit Sumarno. Pertandingan itu tidak berjalan normal. Pasalnya, pada menit kelima, PS Konawe menarik diri dari lapangan pertandingan setelah wasit memberikan hadiah penalti kepada PS Kota Kendari.
Keputusan wasit yang kontroversial (berpihak) tersebut tidak diterima oleh pemain, pelatih dan official PS Konawe hingga keluar dari lapangan (Walk Out).
Komite Wasit Asosiasi Provinsi PSSI Sulawesi Tenggara Asmada di salah satu media mengatakan atas keputusan wasit tersebut pihaknya telah berupaya melakukan mediasi agar PS Konawe tidak meninggalkan pertandingan, bahkan para pemain PS Konawe juga telah menerima untuk melanjutkan pertandingan karena waktu baru berjalan 7 menit, tetapi pelatih dan official PS Konawe tetap pada pendirian mereka untuk berhenti bertanding.
“Kemarin kami telah berupaya melakukan mediasi agar PS Konawe tidak meninggalkan pertandingan, bahkan para pemain PS Konawe juga telah menerima untuk melanjutkan pertandingan karena waktu baru berjalan 7 menit, tetapi pelatih dan official PS Konawe tetap pada pendirian mereka untuk berhenti bertanding,” kata. Asmada Senin 5 Desember 2022 dikutip dari Indosultra.com
Pernyataan Asmada ini langsung direspon oleh pelatih dan official dan kapten PS Konawe. Pasalnya, pada saat PS Konawe melakukan protes, Asmada sudah menghilang. Tidak terlihat lagi di lokasi pertandingan.
“Dimana dia negosiasi sama kita semua? Dimana dia pastikan bahwa pemain mau bertanding tapi dilarang pelatih dan official nya? Dia harus klarifikasi ini, saya keberatan,” kata Martinus Sapan, Selasa 6 Desember 2022.
Kapten PS Konawe Julian Aryadi juga membantah pernyataan Asmada yang menyebut bahwa pemain PS Konawe siap melanjutkan pertandingan tetapi dilarang oleh pelatih dan official.
“Saya tidak pernah ketemu Asmada dan tidak ada negosiasi. Itu tidak betul,”tegas Julian.
Oleh karenanya, Coach Thinus meminta kepada Komite Wasit Asprov Sultra Asmada untuk segera melakukan klarifikasi dan meminta maaf kepada masyarakat Konawe dalam waktu 3×24 jam.
“Kalau tidak, kami akan menempuh jalur hukum. Karena apa yang telah disampaikan di media adalah berita bohong dan itu menyesatkan,”tegasnya.
Lebih lanjut Coach Thinus menerangkan bahwa Inspektur Pertandingan (IP) Jaharudin sudah meninggalkan Kabupaten Buton sebelum laga final dimulai.
“Malah mereka pulang karena potensi kekacauan bakal terjadi di final. Pernyataan Asmada di media itu bohong,” ujarnya.
Coach Thinus mengaku sadar dan tau bahwa Walk Out tidak dibenarkan apapun alasannya, tapi pihaknya juga sadar bahwa pemain dan semua komponen yang berada di lapangan termasuk wasit perlu dilindungi.
Karena kata dia, tidak ada yang bisa menjamin pemain kedua kesebelasan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi. Karena kestabilan emosi pemain buyar akibat dari keputusan wasit yang tidak tepat dan kontroversi.
“Partai penyisihan di pertandingan pertama ketemu Kota Kendari dengan skor 1-1 berjalan baik – baik saja kendati ada sedikit keputusan wasit yang keliru tapi kami masih bisa toleransi terlepas wasit adalah manusia biasa dan tidak tendensius, tapi wasit yang memimpin partai final kemarin berbeda,”terangnya.
Ketua Askab PSSI Konawe, Rusdianto, SE, MM mendukung langkah yang diambil oleh Pelatih yang menuntut klarifikasi dan permintaan maaf Komisi Wasit Asprov PSSI Sultra atas pernyataan yang dilontarkan di salah satu media pada Senin 5 Desember 2022.
“Pernyataan Asmada di media itu memojokkan PS Konawe dan itu tidak benar, itu berita bohong yang perlu dimintai pertanggungjawaban,” tegasnya.
Sementara itu, Sekum Asprov PSSI Sultra mengungkapkan bahwa wasit yang memimpin laga final PS Konawe versus PS Kota Kendari sebelumnya tidak terdaftar sebagai wasit pada ajang Porprov XIV di Kabupaten Buton.
“Memang pertama dia tidak masuk (Sumarno-red), sebab jatah wasit cuma 10 orang, dan yang didaftar ada wasit C1 yang pindah memimpin di Futsal dan Hafids tidak hadir, jadi untuk mencari pengganti yang lisensi nya C1 juga, langsung direkom agar ikut gabung,” jelas Jasman Harun via pesan singkat WhatsApp, Selasa 6 Desember 2022.
Laporan: Sukardi Muhtar





