Depot Pertamina Kendari dan Hiswana Migas Kompak Soal BBM Oplosan, Bagaimana Nasib Ojol?

  • Share
Konferensi Pers Kepala Depot BBM Kendari Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Supriyono Agung Nugroho, Foto: Istimewa

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive

SUARASULTRA.COM | KENDARI – Kasus dugaan bahan bakar minyak (BBM) oplosan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) semakin memanas dan menimbulkan  keresahan di kalangan masyarakat, khususnya para pengemudi ojek online (ojol).

Ratusan pengemudi ojol melaporkan kerusakan pada kendaraan mereka setelah mengisi BBM jenis Pertalite di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kendari.

Para pengemudi ojol menuntut tanggung jawab dari pihak Pertamina atas kerusakan kendaraan mereka. Biaya perbaikan dan pengurasan tangki BBM yang diduga oplosan sangat memberatkan, mengingat kendaraan tersebut adalah sumber mata pencaharian utama mereka.

Namun, Depot BBM Kendari Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi membantah tuduhan bahwa mereka memasok BBM Pertalite oplosan ke SPBU di Kota Kendari.

Kepala Depot BBM Kendari Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Supriyono Agung Nugroho, menyatakan bahwa kerusakan kendaraan yang dikeluhkan oleh para pengemudi ojol bukan disebabkan oleh produk BBM Pertamina.

Supriyono menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil sampel BBM dari empat SPBU, yaitu SPBU THR, Saranani, Rabam, dan SPBU Tapak Kuda By pass, dan hasil pengujian menunjukkan bahwa BBM Pertalite tersebut memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

Ia juga menekankan komitmen Pertamina terhadap transparansi dan pengawasan kualitas BBM.

“Kami selalu berupaya menjaga kepercayaan masyarakat dengan transparansi penuh dalam setiap tahapan distribusi dan pengawasan BBM. Setiap laporan yang masuk akan kami tindak lanjuti dengan profesional, termasuk dengan uji laboratorium terbuka seperti yang telah kami lakukan bersama tim gabungan ini,” jelas Supriyono kepada awak media, Kamis 6 Maret 2025.

Hasil pengujian sampel menunjukkan bahwa parameter seperti kadar sulfur, destilasi, densitas 15, dan warna kecerahan visual masih sesuai dengan spesifikasi dari Dirjen Migas.

Senada dengan Pertamina, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) IV Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas (Migas) Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Rachman Siswanto, juga mengklaim bahwa tidak ada penyaluran BBM Pertalite oplosan di Kota Kendari.

Ia menyatakan bahwa BBM yang disalurkan telah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

“Saya rasa hasil investigasi dari Pertamina, Disperindag Sultra, Polda Sultra dan Dinas ESDM Sultra tidak ada minyak oplosan, dan kami ini pihak SPBU ini menjual apa yang diberikan Pertamina, Pertamina produsennya, dan SPBU itu operator,” terang Rachman.

Meskipun demikian, para pengemudi ojol yang menjadi korban dugaan BBM oplosan tetap meragukan hasil uji laboratorium tersebut. Salah seorang pengemudi ojol, Sul, menyatakan bahwa ia mencurigai SPBU di samping SMPN 4 Kendari menjual BBM Pertalite yang tidak sesuai dengan standar.

Ia dan rekan-rekannya mengeluhkan bau BBM yang berbeda dari biasanya, mirip bau tiner.

“Pertamina sebelum Polres juga kayanya itu kmarin saya habis isi BBM lain-lain baunya kaya bau tener beda dengan sebelumnya,” terangnya.

Kasus ini masih menjadi perhatian publik di Kota Kendari. Para pengemudi ojol yang menjadi korban dugaan BBM oplosan masih menuntut kejelasan dan tanggung jawab dari pihak terkait.

Laporan: Redaksi

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share