
Gunakan Uang Pribadi, Bupati Konawe Bangun Toilet Untuk Keluarga Kurang Mampu
SUARASULTRA.COM | KONAWE – Setelah pemberitaan mengenai kondisi hidup Labade (58), seorang penyandang disabilitas fisik yang selama ini tinggal tanpa fasilitas MCK, Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST, langsung turun tangan. Tanpa menunggu rapat dinas dan tanpa prosedur birokrasi yang berbelit, sang Bupati memutuskan bertindak cepat.
Dengan dana pribadi sebesar Rp5.000.000, Bupati Yusran mengalokasikan bantuan untuk pembangunan toilet layak pakai berukuran 1,5 x 1,5 meter di belakang rumah Labade.
Rumah tersebut berdinding papan lapuk dan beratap daun sagu yang telah usang serta bocor di sana-sini, sehingga keberadaan MCK menjadi kebutuhan mendesak bagi keluarga kecil itu.

Tidak hanya berhenti pada pemberian dana tunai, Yusran Akbar i juga langsung menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Konawe untuk menindaklanjuti pembangunan.
Tim dari Bidang Cipta Karya Dinas PUPR yang dipimpin Kabid Cipta Karya, Jusdianto, bersama lima personelnya, segera mendatangi rumah Labade untuk melakukan survei lokasi.
“Ini instruksi langsung dari Bapak Bupati. Beliau ingin WC ini segera dibangun, agar Pak Labade dan keluarganya tidak lagi buang air di semak-semak atau menumpang di rumah tetangga,” ujar Jusdianto sembari melakukan pengukuran lahan di belakang rumah Labade.

Kondisi rumah Labade memang memprihatinkan. Selain tak memiliki MCK, dinding papan sudah rapuh, atap bocor, dan kehidupan sehari-hari ditopang dari pekerjaan serabutan di kebun sawit. Sang istri yang mengalami gangguan penglihatan turut menambah berat beban kehidupan mereka.
Sebelumnya, pada Rabu 17 September 2025, bantuan tunai dari Bupati telah diserahkan langsung melalui Plt. Sekretaris Dinas PUPR Konawe, Robin Hermansyah, di rumah Labade.
“Ini bukan uang negara, ini dari kantong pribadi Bapak Bupati. Beliau prihatin dan tidak ingin menunggu lama,” tegas Robin.
Respons cepat Bupati Yusran Akbar ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan bukan hanya soal jabatan dan protokol, melainkan soal empati dan kehadiran nyata di tengah rakyat. Ia mendengar jeritan hati warganya melalui pemberitaan media, lalu bergerak cepat, tepat, dan penuh kepedulian.
“Terima kasih banyak bantuannya Pak Bupati, ini berkah yang tak terduga,” ucap Labade dengan mata berkaca-kaca.

Pembangunan WC ini dijadwalkan dimulai beberapa hari ke depan dengan material sederhana namun kokoh. Toilet tersebut akan dilengkapi closet jongkok dan fasilitas dasar yang cukup untuk mengembalikan martabat keluarga Labade.
Aksi nyata Bupati Yusran Akbar diharapkan menjadi contoh bagi jajaran pemerintahan daerah lainnya agar lebih peka, lebih cepat, dan lebih manusiawi dalam merespons kesulitan warganya. Sebab di balik angka-angka statistik kemiskinan, terdapat wajah-wajah nyata yang menanti uluran tangan, bukan janji, melainkan tindakan.
Di tengah megahnya pembangunan infrastruktur besar, sering kali hal kecil terlupakan. Namun bagi Labade, sebuah toilet sederhana adalah kehormatan, kenyamanan, sekaligus kebanggaan yang selama ini ia rindukan.
Bupati Yusran Akbar membuktikan, kepemimpinan sejati bukan diukur dari kekuasaan, tetapi dari hati yang mau mendengar dan tangan yang mau bergerak.
Laporan: JM
Editor: Sukardi Muhtar