Kongres VI PDI Perjuangan: Megawati, Ideologi, dan Konsistensi Melawan Arus

  • Share
Ketua Umum PDI Perjuangan, Prof, DR (H.C) Megawati Soekarnoputri. Foto: Istimewa

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive

Kongres VI PDI Perjuangan: Megawati, Ideologi, dan Konsistensi Melawan Arus

SUARASULTRA.COM | BADUNG – Megawati Soekarnoputri kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dalam Kongres VI yang digelar di Bali.

Pengukuhan ini menegaskan kembali peran sentral Megawati sebagai Ibu Bangsa, Presiden ke-5 RI, sekaligus pemimpin ideologis dari partai yang menjadi salah satu kekuatan utama dalam sejarah perjuangan demokrasi Indonesia.

Sejak kelahirannya, PDI Perjuangan memang ditakdirkan menjadi partai pelopor dalam memperjuangkan hak-hak demokratis rakyat Indonesia.

Di bawah kepemimpinan Megawati, partai ini telah berdiri kokoh menghadapi rezim despotik Orde Baru, termasuk menghadapi berbagai upaya sistematis yang ingin menyingkirkannya dari panggung politik. Peristiwa Kudatuli (Kerusuhan 27 Juli 1996), menjadi titik balik sejarah yang melambungkan Megawati sebagai simbol perlawanan terhadap tirani.

“Kepemimpinan itu bukan tentang tunduk, tetapi tentang keberanian menempuh jalan terjal demi kebenaran,” ujar salah satu peserta kongres yang mengutip semangat Bung Karno.

Ditempa oleh tekanan politik yang luar biasa, Megawati memilih menjadi elang yang terbang sendirian, bukan bebek yang mengikuti arus.

Di masa Reformasi dan pasca-Reformasi, PDI Perjuangan terus hadir di tengah rakyat, memperjuangkan agenda demokratis dan keadilan sosial, meski tak lepas dari berbagai bentuk kriminalisasi dan tekanan politik.

Pada Pemilu 2024, PDI Perjuangan menghadapi tantangan besar. Berbagai pihak mencoba menghancurkan dan memecah belah partai ini melalui cara-cara yang disebut banyak pengamat sebagai upaya sistematis yang bahkan diduga melibatkan perangkat negara. Namun sejarah kembali membuktikan: PDI Perjuangan tetap menjadi partai pemenang.

Di balik konsistensi dan ketahanan itu, ada satu variabel kunci: Megawati Soekarnoputri. Sosok yang bukan hanya menjadi simbol, tetapi juga motor utama pelembagaan ideologi partai. Di bawah kepemimpinannya, PDI Perjuangan menjelma menjadi partai yang lebih dari sekadar kekuatan elektoral.

Baca Juga:  Menyerang Pribadi, Tim Kuasa Hukum Harmin Ramba Laporkan Pemilik Akun FB

Megawati menekankan kerja-kerja konkret: program Perempuan Berdaya, Indonesia Raya, penanganan stunting, penyelamatan lingkungan, hingga pemberdayaan ekonomi rakyat.

Instruksi-instruksi Megawati bukan hanya disampaikan pada forum elite, melainkan dijalankan hingga ke tingkat akar rumput, dari pengurus cabang hingga anak ranting sebagai wujud nyata dari “menggenggam tangan persatuan dengan rakyat”.

Karismanya tidak lahir hanya karena ia putri Bung Karno. Ia ditempa oleh sejarah perjuangan. Ia berdiri tegar menghadapi rezim Soeharto saat banyak tokoh memilih diam. Sebagai Presiden ke-5 RI, Megawati meletakkan fondasi penting demokrasi, termasuk mendirikan Mahkamah Konstitusi sebagai garda depan penjaga konstitusi negara.

“Saya sendiri mencarikan gedung Mahkamah Konstitusi dan memutuskan untuk menempatkannya di kawasan strategis Ring Satu, dekat Istana,” ujar Megawati dalam pidato bertajuk Suara Hati Nurani, 12 November 2023.

Salah satu keputusan politiknya yang paling monumental dan berani adalah penolakannya terhadap wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo. Di tengah arus politik yang mencoba menggiring opini publik, Megawati memilih berdiri tegak menjaga konstitusi, meski berisiko bagi kepentingan jangka pendek partainya.

Kini, keputusan itu justru mendapat pengakuan luas, bahkan dari tokoh-tokoh yang sebelumnya nyinyir terhadap Megawati. Banyak yang mengakui, sikap tersebut telah menyelamatkan demokrasi dari jurang pembusukan institusional.

Pengukuhan kembali Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan bukan semata simbol kontinuitas, melainkan juga penegasan arah ideologis partai: konsisten, teguh, dan berpihak pada rakyat.

Dengan pemimpin seperti Megawati, PDI Perjuangan terus bergerak relevan, tidak hanya menghadapi hantaman eksternal, tetapi juga menjawab tantangan zaman yang terus berubah. Di tengah arus pragmatisme politik, partai ini tetap berdiri sebagai rumah ideologi yang kokoh dan mengakar di tengah rakyat.

Baca Juga:  Bawaslu Konut Diminta Serius Tangani Dugaan Pelanggaran Etik

Penulis: Heru Guntoro
Editor: Redaksi

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share