

Desa Lalombonda Ditetapkan Jadi Kampung Tematik Kelengkeng, Konawe Menuju Sentra Hortikultura Unggulan
SUARASULTRA.COM | KONAWE – Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe terus melakukan gebrakan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
Salah satu terobosan strategis yang kini tengah digagas adalah pengembangan Kampung Tematik Buah Kelengkeng di Desa Lalombonda, Kecamatan Amonggedo.

Program ini menjadi bagian dari visi pembangunan “Konawe Bersahaja” yang menekankan penguatan sektor pertanian berbasis komoditas unggulan dan ketahanan pangan lokal.
Sebagai tindak lanjut gagasan tersebut, Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST, telah menunjuk Kepala Dinas Pertanian Konawe H. Gunawan, SP, didampingi Kepala Bidang Hortikultura Suknip SP, MP, Camat Amonggedo Hj. Megawati Ahudin, serta aparat keamanan Polsek Pondidaha, melakukan kunjungan lapangan ke kebun kelengkeng milik Kepala Desa Lalombonda, Budianto, SE.
Budidaya kelengkeng di desa ini mulai dikembangkan sejak 2021 melalui inisiatif desa dengan memanfaatkan Dana Desa (DD). Konsepnya sederhana, setiap kepala keluarga menanam 10 pohon kelengkeng di pekarangan rumah. Hasilnya kini mulai terlihat, dengan puluhan pohon sudah berbuah dan produktif.

“Kami ingin Desa Lalombonda menjadi contoh desa mandiri berbasis hortikultura. Kelengkeng bukan sekadar buah, tapi aset ekonomi bernilai tinggi bagi masyarakat,” ujar Bupati Yusran, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, harga kelengkeng di pasaran cukup menjanjikan. Kelengkeng premium bisa menembus Rp50.000–100.000/kg, sementara hasil panen petani Lalombonda saat ini dijual di kisaran Rp35.000–40.000/kg, tergantung musim dan kualitas.
Selain bernilai ekonomi tinggi, model pekarangan produktif ini juga ramah lingkungan, tidak membutuhkan lahan luas, serta dapat dikelola oleh semua kalangan, termasuk perempuan dan lansia.

Varietas Unggulan: Diamond dan Kristal
Kepala Desa Lalombonda, Budianto, SE, menjelaskan pihaknya menanam dua varietas kelengkeng, yakni Diamond dan Kristal.
Diamond berumur lebih dari 8 tahun, tahan tanpa booster saat berbuah, meski daging buahnya relatif tipis.
Kristal berumur 4 tahun, memiliki daging tebal dan manis, sangat diminati pasar, namun membutuhkan perawatan ekstra dengan booster untuk hasil optimal.
Dengan media tanam organik berupa pupuk kandang, sekam, dan arang sekam, kualitas tanaman menjadi lebih sehat dan produktif.
Menuju Sentra Kelengkeng Konawe
Kepala Bidang Hortikultura, Suknip SP, MP, menegaskan bahwa kebun kelengkeng Lalombonda akan dikembangkan sebagai kebun indukan (seed garden) untuk menghasilkan bibit unggul yang nantinya akan disebar ke desa-desa lain.
“Ini adalah langkah awal menjadikan Konawe sebagai sentra kelengkeng regional. Kami sepenuhnya mendukung program Bupati dalam pengembangan hortikultura bernilai ekonomi tinggi,” ujarnya.
Camat Amonggedo, Hj. Megawati Ahudin, menambahkan bahwa pihaknya ingin menjadikan Amonggedo sebagai ikon pertanian kelengkeng di Konawe.
Saat ini tercatat 51 pohon kelengkeng telah berbuah, sementara 58 pohon lainnya dalam tahap penanaman.
Desa Lalombonda berhasil menunjukkan bahwa inovasi lokal, dukungan pemerintah, dan partisipasi masyarakat mampu menciptakan terobosan besar. Kelengkeng kini bukan hanya hasil panen, melainkan simbol masa depan desa yang mandiri dan berdaya saing.
Laporan: JM
Editor: Sukardi Muhtar



