Jumlah Warga Miskin dan Pengangguran di Kendari Menurun, Seperti ini Datanya

Ketgam: Kepala Seksi Sosial BPS Kota Kendari Sri Wastuti Saat Memberikan Keterangan./Foto : Adam

SUARASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik ( BPS ) menyebut angka kemiskinan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai 5,01 persen. Sementara warga menganggur 7,00 persen.

 

Hal itu disampaikan langsung Kepala Seksi Sosial BPS Kota Kendari, Sri Wastuti. Menurutnya angka kemiskinan dan pengangguran tersebut setiap tahunnya selalu menurun.

 

Untuk tahun 2017 ini kata dia, warga miskin sekitar 5,01 persen dari jumlah warga Kota Kendari.

 

Dalam menentukan warga miskin, BPS menggunkan survei sosial ekonomi nasional. Hal itu dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan metodologinya yang sama. Termasuk variabel variabel indikator juga sama.

 

“Dilihat dari kondisi perumahan. Dan paling utama dilihat dari pengeluaran makanan dan non makanan,” jelasnya saat ditemui di ruangannya. Kamis, (25/10).

 

Syaratnya dalam rumah tangga lanjutnya, jika tidak masuk kategori miskin maka pengeluaran makanannya itu harus minimal 2100 kalori perkapita. Itu standarnya nasional.

 

“Misalnya makan sayur, nasi, dan lain sebagainya, jika tidak cukup 2100 kalori, maka itu diketegorikan warga miskin,” urai wanita berhijab itu.

 

Sementara itu jumlah pengangguran 7,00 persen. Pengangguran ini lebih banyak daripada warga miskin, karena menganggur belum tentu miskin.

 

“Tingkat pendidikannya misalnya tinggi, makanya pilih pilih pekerjaan,” ujarnya.

 

Ia menambahkan, presentase penduduk miskin Kota Kendari selalu mengalami penurunan, baik dari jumlahnya. Untuk tahun 2016 lalu di bawah 5,10 persen itu. Begitupula dengan angka pengangguran selalu menurun.

 

“Semoga ini, menjadi motivasi kita semua, agar di Kota Kendari tidak ada lagi warga miskin maupun pengangguran, tapi pemerintah harus berupaya menyediakan lapangan pekerjaaan,” paparnya.

 

Ia menghimbau pemerintah harusnya menyediakan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja. Aktifitas ekonomi seharusnya padat karya bukan padat muda. Sehingga otomatis orang bekerja dapat pendapatkan penghasilan.

 

Selain itu program kesehatan pemerintah harus lebih diperbaiki lagi, karena warga miskin akses kesehatannya kurang, juga pendidikan.

 

“Jadi pendidikan dan kesehatan lebih ditingkatkan lagi,” tegasnya.

 

Untuk diketahui, dalam melaksanakan survei BPS turun sendiri dan langsung door to door ke rumah warga. Sementara itu, BPS juga melaksanakan survei dua kali dalam setahun.

 

Laporan : Adam

About redaksi

Leave a Reply

x

Check Also

Danlanud Tinjau Lokasi Kunjungan Presiden di Bendungan Ameroro, Sekda Konawe: Pemda Sudah Melakukan Persiapan

SUARASULTRA.COM | Sekretaris Daerah Kabupaten Konawe Dr. Ferdinand, SP, MH mengatakan Pemerintah Kabupaten Konawe Provinsi ...