SUARASULTRA.COM, KENDARI – BMT Amanah Sultra menggelar sosialisasi dengan masyarakat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari Sulawesi Tenggara ( Sultra ) bertempat di salah satu hotel yang ada di Kota Kendari.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri seratus imam mesjid se-Kota Kendari. Saat ini diketahui BMT Amanah Sultra lahir tahun 2007 silam dan diakui secara nasional sejak tahun 2011 lalu. Dalam kegiatan tersebut, seratus Imam Masjid se Kota Kendari berbagi dengan masyatakat yakni membangun 100 masjid se Kota Kendari.
Kepala BMT Amanah Sultra Amaluddin M, ST mengatakan, karyawan BMT Amanah Sultra yang diundang sekitar 100 orang, namun yang hadir lebih dari 200 orang. Dengan wadah BMT Amanah, pedagang kecil maupun masyarakat kecil akan dibantu oleh BMT Amanah untuk membesarkan usahanya.
“Sebelumnya modal awal kami hanya 15 juta, namun hari ini sudah tumbuh kembang, dan tahun kemarin sudah membangun 1000 unit rumah. Dan tahun 2018 kami berencana akan membangun 3000 unit rumah untuk dimanfaatkan masyarakat Sultra, khususnya Kota Kendari,” katanya, Kamis, (18/01).
Dan tahun ini juga lanjutnya, pihak BMT Amanah akan membangun 100 mesjid yang mewah sama dengan mesjid yang ada di Kota Kendari, sehingga masyarakat akan termotivasi untuk meramaikan Masjid.
“Dengan dana BMT Amanah yang tadinya mesjid tidak ada AC-nya, dan kelihatan kumuh, karena mesjidnya tidak dimanfaatkan, maka dengan adanya dana dari BMT Amanah, maka Insya Allah tidak ada masjid yang tidak ada AC-nya dan lain sebagainya,” tambah Amaluddin.
Menurut Amaluddin, dengan komitmen dan semangat karyawan yang sangat luar biasa, maka BMT Amanah akan lebih besar lagi dari yang sekarang.
“Saya yakin itu, jika kita akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya,” ucapya.
Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Kendari Sulkarnain menyampaikan, ucapan terima kasih kepada BMT Amanah yang telah bekerjasama dengan pemerintah setempat, dan membantu masyarakat kecil, pedagang kecil dan menengah sehingga kedepannya tingkat ekonomi masyarakat Sultra akan lebih baik dari yang sekarang.
“Masyarakat kecil kecintaannya terhadap ekonomi Indonesia bukan lagi 100 persen melainkan 1000 persen, karena pedagang maupun masyarakat kecil, jika terjadi krisis ekonomi mereka (Pedagang kecil, red) tidak pernah lari atau meninggalkan negara Indonesia, berbeda dengan pedagang besar,” ujarnya.
Laporan : Adam
