SUARASULTRA.COM | KONUT – PT Tiran Indonesia dan Pendemo kini sudah saling memaafkan. Cerita aksi demonstrasi yang berujung pada pembakaran jembatan PT. Tiran pada Jumat, (23/4) lalu pun usai. Pihak pengunjuk rasa pun menyatakan secara terbuka permohonan maafnya kepada PT. Tiran atas kejadian tersebut.
Melalui Koordinator Lapangan (Korlap)-nya, Mustaman, permohonan maaf ini disampaikan sebagai rasa penyesalan terhadap adanya peristiwa ini.
“Atas peristiwa demonstrasi yang terjadi Jumat lalu, kami meminta maaf kepada PT. Tiran atas tindakan kami,” ujar Mustaman, Minggu (25/4).
Mustaman juga menegaskan bila dalam peristiwa ini tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
Dia juga mengingatkan agar tidak ada pihak lain yang memanfaatkan kejadian ini untuk kepentingan dirinya.
“Kami menegaskan jangan ada pihak lain yang menempatkan kejadian ini untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya,” Tegas Mustaman.
Sementara itu, Humas PT Tiran Group, H. La Pili, S.Pd menyampaikan terkait adanya aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu, pihak perusahaan telah melakukan langkah-langkah persuasif dan telah melahirkan solusi yang menjadi kesepakatan bersama.
“Alhamdulillah, sudah ada pernyataan resmi perwakilan pendemo tentang permintaan maaf kepada Pihak PT Tiran Indonesia atas aksi yang terjadi. Kami pun menyambut baik permintaan maaf tersebut dan telah berlapang dada memaafkan mereka”, kata H. La Pili melalui keterangan tertulisnya, Minggu (25/4/2021).
Dia menambahkan, bila pendemo pun yang diambil keterangannya oleh pihak kepolisian sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
“Bahkan mereka mengimbau agar hal ini jangan ada pihak pihak lain yang tunggangi untuk mengambil keuntungan pribadi atau kelompok. Adapun fasilitas yang rusak saat demo pihak perusahaan akan memperbaiki semua”, ujarnya.
Semoga kedepannya, kata La Pili, kita bisa gandengan tangan, bisa bahu membahu antara masyarakat dan perusahan agar penambahan lapangan kerja semakin terbuka untuk masyarakat sekitar.
“Apalagi kondisi saat ini, ekonomi semakin sulit yang berdampak bertambahnya kemiskinan , pengangguran, dan lain sebagainya.”, katanya.
Menurut La Pili, sejak PT Tiran Indonesia di Lameruru beroperasi, perusahaan selalu memberikan CSR dan Tali Asih kepada Lima Desa yang masuk dalam wilayah Tiran Indonesia.
“Juga sebagai bentuk kepedulian PT Tiran Indonesia kepada masyarakat di Wilayah perusahaan pada bulan Suci Ramadhan ini, kami juga sudah memberikan ribuan Paket Ramadhan pada tiap-tiap rumah tanpa terkecuali sebagai bentuk kepedulian,”ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, satu desa yang baru saja masuk dalam wilayah garapan perusahaan Tiran Indonesia ingin meminta kompensasi hutan. Hanya untuk permintaan dimaksud tidak mungkin dipenuhi, karena lahan tersebut adalah Lahan Hutan Produksi yang sudah bayarkan ke negara.
“Masyarakat di sekitar lokasi pun banyak yang direkrut untuk kerja di PT Tiran Indonesia atau sekitar 95% karyawan Tiran dari masyarakat sekitar sehingga secara umum mereka nyaman dengan keberadaan PT Tiran Indonesia. Hanya terkadang ada oknum atau pihak-pihak tertentu yang mencoba memprovokasi saja. Jadi kami sangat berharap agar kami dari pengusaha pribumi mendapat dukungan penuh,” pungkas H. Lapili ( Rilis)
Laporan: Redaksi