


SUARASULTRA.COM | KENDARI – Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, sejumlah tokoh nasional digadang-gadang maju bertarung sebagai Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres). Bahkan saat ini sejumlah tim relawan sudah mulai dibentuk untuk memenangkan calonnya pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Hal berbeda yang ditunjukkan oleh relawan Jokowi (Projo-red). Di bawah komando Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Budi Arie Setiadi, Projo belum menentukan arah dukungan kepada salah satu Calon Kandidat.
Sebelum menentukan arah dukungan, Projo terlebih dahulu melakukan Musyawarah Rakyat (Musra) di seluruh Provinsi di Indonesia. Di Sultra, Musra ini rencananya akan digelar pada Minggu 19 Februari 2023 di Kendari. Musra ke-19 ini akan dihadiri langsung oleh oleh Budi Arie Setiadi selaku Ketua Umum Projo.
Kehadiran Wakil Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi di Kendari sudah dikonfirmasi oleh Koordinator Panitia Daerah, Irvan Umar Tjong.
“Beliau tiba di Kota Kendari hari Sabtu bersama rombongan, sedangkan Panitia Nasional Musra akan lebih awal datang di Kendari,” kata Irvan sapaan akrabnya.
Irvan pun menjelaskan maksud dan tujuan dari pelaksanaan Musyawarah Rakyat (Musra) tersebut. Kata dia, Musra ini membuka ruang publik bagi masyarakat untuk berpartisipasi pada pemilu yang akan datang.
“Melalu Musra ini, masyarakat diharapkan dapat menentukan nasib bangsa untuk lima tahun ke depan,” jelas Ketua Projo Sultra ini.
Menurut Irvan, dalam Musra ini akan dibahas nasib bangsa kita ke depannya. Pembahasan tersebut meliputi agenda kebangsaan, program prioritas harapan rakyat, kriteria karakter pemimpin harapan rakyat dan yang terakhir adalah siapa nama-nama pelanjut Presiden Joko Widodo pasca 2024 nantinya.
Forum Musra ini diharapkan dapat memunculkan pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya, pemimpin yang dekat dengan rakyatnya dan pemimpin yang mampu menyerap aspirasi rakyatnya.
“Kami menggaris bawahi bahwa forum ini adalah forum akar rumput. Di mana forum ini masyarakat dapat berpartisipasi memberikan masukan seperti apa harapannya tentang pemimpin nasional ke depannya,” terangnya.
Irvan pun menegaskan bahwa Musra ini tidak ada tendensi politik (bukan misi salah satu balon – red). Musra ini murni inisiasi relawan Jokowi yang ingin melakukan inovasi di bidang politik mengenai percakapan nasib bangsa.
Lebih lanjut, mengenai mekanisme pelaksanan Musra ini, kata Irvan itu aka dibagi menjadi tiga sesi di mana masing-masing sesi dipaparkan oleh panelis dari akademisi yang memiliki kompetensi di bidangnya.
“Masing-masing sesi diisi dua orang panelis yang berasal dari akademisi dengan materi yang telah ditentukan oleh panitia Musra.Secara teknis, setiap sesi berakhir akan dilanjutkan dengan e-Vote kemudian dilanjutkan dengan sesi berikutnya,” jelas Irvan.
“Kami dari panitia daerah Musra menjamin keaslian hasil e-Vote yang akan kami serahkan ke panitia nasional,”pungkasnya.
Laporan: Sukardi Muhtar













