Konflik Internal Memanas, Ketua PBSI Konawe Protes Pengangkatan Karteker

  • Share
Ketua PBSI Kabupaten Konawe, Drs. H. Muh. Akib Ras, M.Si

Make Image responsive
Make Image responsive
Ketua PBSI Kabupaten Konawe, Drs. H. Muh. Akib Ras, M.Si

SUARASULTRA.COM | KONAWE – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sulawesi Tenggara (Sultra) kini tengah dihadapkan pada konflik internal yang semakin memanas. Konflik internal tersebut berimbas ke penunjukan karteker untuk mengambil alih keprngurusan hasil Musyawarah Daerah (Musda) di Kabupaten Konawe.

Merespon penunjukan karteker tersebut, Ketua PBSI Kabupaten Konawe, Drs. H. Muh. Akib Ras, M.Si melayangkan protes keras terhadap keputusan PBSI Sultra yang menunjuk seorang karteker untuk mengurus kepengurusan PBSI Konawe.

Diketahui, kepengurusan PBSI Konawe Konawe saat ini adalah hasil Musyawarah Daerah (Musda) sebelumnya dan masih aktif serta berjalan dengan baik.

Protes ini bermula setelah munculnya surat yang ditandatangani oleh Ketua Karteker PBSI Kabupaten Konawe, Rusli, ST, dan Sekretaris Karteker Abdul Rahim Sya’ban, SKM., M.Sc.

Surat tersebut berisi undangan Musyawarah Besar (Mubes) PBSI Kabupaten Konawe untuk masa bakti 2025–2029, yang dijadwalkan pada Senin, 30 Desember 2024, di JR Resto Tepi Sawah dan Pemancingan Desa Kasipute, Kecamatan Wawotobi, Konawe.

Dalam surat bernomor /PBSI-KONAWE/XII/2024 itu, disebutkan bahwa Mubes diadakan dengan alasan berakhirnya masa kepengurusan PBSI Kabupaten Konawe periode 2020–2024.

Langkah ini mendapat reaksi keras dari Akib yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk arogansi.

“Musda yang mengukuhkan saya sebagai Ketua PBSI Konawe dilakukan secara sah di bawah kepengurusan PBSI Sultra yang masih aktif. Jika pengurus provinsi saat ini belum dilantik, bagaimana mungkin mereka menunjuk karteker dan mengadakan Mubes,” tegas Akib sapaa akrab ketua PBSI Konawe, Minggu 29 Desember 2024.

Akib juga mengkritik keras PBSI Sultra yang tidak melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan pihaknya sebelum mengadakan musyawarah tersebut.

“Mereka tidak meminta izin atau berkomunikasi dengan kami sebagai pembina, pelatih, dan pengurus yang telah berkontribusi besar, termasuk mengorbitkan Apriyani Rahayu, juara Olimpiade Tokyo 2020, yang berasal dari Konawe,” tambahnya.

Lebih lanjut, Akib menegaskan bahwa pihaknya akan membawa masalah ini ke tingkat pusat untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.

“Kami akan melapor ke PBSI Pusat untuk memastikan tindakan seperti ini tidak terulang lagi,”tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, PBSI Sultra yang dipimpin oleh Dr. LM Bariun sebagai Ketua Umum masih belum memberikan tanggapan resmi.

Konflik ini dikhawatirkan dapat berdampak negatif pada pembinaan atlet bulu tangkis di Sulawesi Tenggara, terutama di Kabupaten Konawe yang telah memberikan banyak kontribusi, termasuk melahirkan atlet berprestasi seperti Apriyani Rahayu.

Laporan: Sukardi Muhtar

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share