SUARASULTRA.COM, UNAAHA – Calon Bupati Konawe periode 2018-2023, Irawan Laliasa mengatakan sebagai warga Konawe dirinya punya pandangan dan pengamatan serta harapan saat bertugas di Kabupaten Konawe.
Kata dia, ada yang ia cita-citakan dan impikan untuk Konawe kedepan namun itu sulit untuk diwujudkan jika tidak berada di dalam struktur pemerintahan. Sehingga salah satu jalan untuk mengabdikan diri harus ikut berkompetisi di dalam Pilkada Konawe 2018 yang akan datang.
Menurut mantan Pj Bupati Konawe Selatan ini, dirinya siap ikut berkompetisi di Pilkada Konawe karena ingin menjadikan Konawe menjadi negara Pancasila, yang paling utama dan utama selain dari urusan keduniaan ingin menjadikan Konawe sebagai masyarakat agraris. Dan itu kata dia tidak lari dari potensi Kabupaten Konawe.
Selain itu, Irawan Laliasa juga punya keinginan kuat dari sisi ahlak dan semacamnya. Kedepannya Konawe akan menjadi masyarakat Agamais.
“Itu adalah dua hal yang terkadang di pikiran saya yang mungkin Insya Allah akan saya jabarkan,” kata Irawan Laliasa saat mengembalikan berkas pendaftaran di Sekretariat pendaftaran DPC PKB, Sabtu (12/8/2017 ).
Kata dia penjabaran dua hal tersebut tentu akan melibatkan partai-partai jika partai ini mengusung dirinya untuk ikut berkompetisi di Pilkada kedepan.
Ketika ditanya partai apa saja yang bakal mengusung dirinya selain PKB pada pilkada Konawe nanti, Irawan Laliasa mengaku telah mendaftar di tiga Partai Politik dan meyakini ketiga partai itu akan mengusungnya.
“Untuk ikut berkompetisi, saya sudah mendaftar di Golkar, PKS dan hari ini mengembalikan berkas pendaftaran di PKB, “ujarnya.
Terkait siapa yang akan menjadi wakilnya nanti, Irawan memastikan jika calon pendampingnya itu adalah seorang politisi. Namun sayangnya, mantan Sekda Konawe ini belum mau membeberkan siapa calon pendampingnya tersebut.
“Yang jelas wakil dari partai pengusung,” ucapnya.
H.Irawan Laliasa maju sebagai calon Bupati Konawe dengan tekad akan melakukan perubahan mendasar bagi Konawe. Irawan Laliasa berkeinginan Konawe dalam istialah ekonomi menjadi masyarakat agraris dan berahlak dengan masyarakatnya yang agamais.
“Tidak ada lain, kita harus berangkat dari kultur budaya, agama dan ekonomi,” ujarnya.
Laporan : Redaksi
