Pemimpin Sultra Harus Mampu Memasarkan Wisata

  • Share

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive

 

Ketgam: Pengusaha Yang Bergerak di Bidang Barang dan Jasa di Sultra, Arie Polopadang. FOTO : Adam

SUARASULTRA.COM, KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berada dalam posisi yang sangat strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan dunia internasional dengan berbasis ekowisata (ecotourisme).

 

Sumber daya alam yang sangat luar biasa (amazing) merupakan modal utama yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia, bahkan negara lain di dunia. Potensi tersebut masih sangat alami, sehingga ini dapat menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara.

 

“Potensi tersebut akan menjadi kekuatan ekonomi raksasa, kalau pemanfataannya dimaksimalkan oleh pemerintah daerah ke depan. Ini akan mendatangkan sumber devisa yang besar bagi Sultra. Makanya dibutuhkan pemimpin yang memiliki visi global yang dapat mengembangkan sektor jasa ekowisata Sultra, ” kata pengusaha yang bergerak dibidang barang dan jasa di Sultra, Arie Polopadang. Senin, (25/06).

 

Bila pengembangan jasa ekowisata Sultra dihubungkan dengan pemilihan gubernur Sultra, maka figur yang sudah terukur dan diakui oleh pemerintah Indonesia hanya ada pada sosok Hugua. Mantan bupati 2 periode ini, sudah berhasil membawa nama Wakatobi ke level nasional dan internasional.

 

“Dengan kepemimpinan beliau (Hugua, red) Wakatobi kini menjelma menjadi kekuatan ekonomi Indonesia, sebagai penghasil devisa,” tambah Arie sapaan akrabnya.

 

Setiap tahun lanjutnya, Wakatobi mengalami peningkatan kunjungan wisatawan asing. Padahal dulu, Wakatobi hanya dikenal sebagai pulau perdagangan bebas barang-barang bekas luar negeri. Realistis saja melihat kemampuan Hugua memasarkan wisata Wakatobi keluar negeri. Bukan berarti figur lain tidak mampu, tapi ini fakta yang sudah dibisa saksikan saat ini.

 

“Bisa kita liat hari ini, banyak wisatawan yang hampir tiap hari ke sana, padahal dulu sebelum Hugua menjadi pemimpin di sana, bisa dikatakan bahwa Wakatobi daerah terpinggirkan,” ujar Arie yang juga menjabat salah satu asosiasi pengusaha di Sultra.

 

Selain Wakatobi, Sultra memiliki objek wisata lain seperti situs sejarah yang tidak dimiliki negara lain. Situs sejarah yang dimaksud, yakni Benteng Keraton Buton yang berada di Kota Bau-bau. Benteng tersebut merupakan sejarah peradaban manusia pada abad ke 15.

 

“Peta objek wisata lain yang sangat alami, yaitu Danau Napabale, perkelahian kuda, gua liangkabori dan situs masjid tua di Kabupaten Muna, dan ada permandian air panas Wawolesea, Pantai Taipa dan Pulau Labengki

yang terdapat di Kabupaten Konawe Utara,” urainya.

 

Bukan hanya itu, akan tetapi Objek wisata lainnya, seperti Rawa Aopa, dapat dijadikan sumber penghasil dollar jika dikembangkan sebagai obyek wisata khusus.

 

“Flora dan fauna menjadi daya tarik khusus wisatawan mancanegara, khususnya bagi para peneliti. Tidak perlu fasilitas hotel yang mewah. Cukup penginapan yang alami saja, asalkan sehat dan bersih saja, pasti wisatawan berkunjung,” kata Arie.

 

Arie menuturkan, untuk memperkenalkan atau mempromosikan seluruh potensi objek wisata yang terdapat di Sultra, sangat dibutuhkan figur pemimpin yang punya kemampuan dan memiiliki jaringan nasional dan internasional.

 

“Saya melihat kembali lagi ke sosok Pak Hugua. Kapasitas Hugua saat ini sebagai ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Sultra, saya anggap mampu menjawab tantangan ini ke depan,” tutupnya.

 

Untuk diketahui, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara diikuti oleh tiga pasangan calon. Paslon Nomor Urut 1. H.Ali Mazi – H.Lukman Abunawas, Nomor Urut 2. Asrun – Hugua dan paslon Nomor Urut 3. Rusda Mahmud – Sjafei Kahar. Siapapun nantinya mendapat amanat rakyat, paslon terpilih diharapkan mampu mengangkat parawisata Sultra di Mancanegara.

 

Laporan : Adam

 

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share
error: Content is protected !!