



SUARASULTRA.COM, KONAWE – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) baru saja menyelesaikan program studi Strata -3 Pascasarjana Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Senin (13/1/2020).
Atas pencapaian tersebut, Dr. Suriyadi, S.Pd. M.Pd., berkomitmen untuk memajukan pendidikan di Konawe dengan mengamalkan ilmu yang baru saja ia peroleh. Kata dia, dengan capain prestasi IPK 4.0 tentu itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan juga menjadi tantangan bagi dirinya untuk dunia pendidikan di Konawe.
“Saya ingin peningkatan pendidikan di Konawe signifikan. Masa Kadisnya Doktor pendidikannya mau begitu-begitu terus.” kata Suriyadi saat ditemui setelah ujian terbuka pada Sidang Promosi Doktor di Aula Pascasarjana Universiras Halu Oleo Kendari.
Diketahui, Suriyadi meraih gelar Doktor Manajemen Pendidikan dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dengan hasil sangat memuaskan yaitu IPK 4,0 dengan lama studi 4 tahun 6 bulan.
Suriyadi meraih gelar tersebut setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul ‘Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja dan Kohesivitas terhadap Kepuasan Kerja, dan Kinerja Pegawai’.
Dikatakan, dalam memajukan dunia pendidikan menuju “Konawe Gimilang” di bawah kepemimpinan Kery Saiful Konggoasa – Gusli Topan Sabara, S.T., M.M.,, Suriyadi mengaku menerapkan konsep kearifan lokal yakni “Aso mbonaa aso mbenao, mombeka peha pehawa ako, mombekaa memeri ako” yang artinya “Satu pendapat satu hati, saling mengingatkan, dan saling menyayangi.”
Selain itu, menurut Suriyadi, dalam memajukan pendidikan di Konawe pihaknya juga akan memperhatikan sarana dan prasarana penunjang. Bahkan ia menyebut akan melakukan pembenahan secara menyeluruh di lingkup satuan pendidikan dan di Dinas Pendidkan dan Kebudayaan Konawe sebagai induk.
“Kita betul-betul berbasis kinerja khususnya di satuan pendidikan dan kemudian di Dinas sebagai instansi induk. Intinya, kita bangun kekompakan kerja dan disertai transparansi,”jelasnya.
Dengan kekompakan yang sudah mulai dibangun selama ini, Suriyadi meyakini pegawai, guru dan para kepala sekolah akan bekerja maksimal. Sehingga lanjut dia, kepuasan kerja berbanding lurus dengan capain prestasi anak didik.
“Kalau berbicara sarana dan prasarana saya rasa hari ini sudah hampir semua pelan-pelan terpenuhi. Kalau pun masih ada kekurangan itu tidak jadi penghalang untuk mencapai prestasi. Pada tahun 2019 sudah ada tanda yang baik, Insya Allah 2020 ini anak didik kita kompetitif,” terangnya.
Suriyadi mengungkapkan bahwa untuk mencapai hasil yang signifikan dalam peningkatan mutu pendidikan di Konawe, dirinya sudah memiliki terobosan baru. Kata dia, pihaknya akan menerapkan penempatan tenaga pendidik berbasis Zonasi.
“Saya akan turun langsung ke sekolah – sekolah. Kita akan tempatkan guru di wilayah domisili untuk memaksimalkan tugas mereka. Guru dari wilayah terdekat. Melalui Kepala Sekolah, kita langsung selesaikan di lapangan,” ungkapnya.
Menanggapi adanya keluh kesah dari tenaga pendidik yang menyebut bahwa guru selalu dituntut kinerja yang memuasakan namun tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan mereka. Suriyadi mengaku akan menjadikan itu sebagai bahan koreksi ke depannya.
Ia berjanji di tahun ajaran 2020 /2021 di bawah kepemimpinannya akan lebih memperhatikan kesejahteraan para guru. Baik itu guru PNS maupun guru yang masih berstatus Guru Tidak Tetap (GTT) atau yang lebih dikenal dengan guru honorer.
“Kesejahteraan guru itu menjadi perhatian saya ke depan. Karena saya ingin guru betul-betul menjalankan tanggung jawabnya. Bukan sekedar datang untuk menggugurkan kewajiba, hanya sekedar datang supaya dilihat kepala sekolah, isi absen kemudian pulang,”jelasnya.
Untuk itu kata dia lagi, ke depan pengawasan lebih ditingkatkan lagi agar tujuan meningkatkan mutu pendidikan dan melahirkan anak didik yang kompetitif dapat terwujudkan.
“Kita akan awasi langsung. Misalnya ada guru sudah sertifikasi tetapi tidak maksimal menjalankan tugas pokoknya, kita usulkan pencabutan sertifikasinya. Saya rasa masih banyak guru yang antri untuk mendapatkan sertifikasi. Kita tidak mau dengar lagi anggapan bahwa guru GTT lebih baik dari guru PNS,” ujarnya.
Lebih lanjut Suriyadi menyampaikan bahwa pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe akan melakukan pendataan terhadap anak putus sekolah. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan perhatian khusus kepada siswa – siswi yang berprestasi.
“Yang menjadi perburuan saat ini yaitu siswa-siswi dari keluarga tidak mampu yang memiliki prestasi gemilang. Kita akan bantu mereka sesuai kemampuan angaran yang tersedia. Saya kira pak Bupati kita sangat peduli dengan pendidikan masyarakatnya,” sebut Suriyadi.
Selain mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Suriyadi juga akan berupaya untuk mencari donatur atau bapak angkat bagi siswa – siswi kurang mampu yang berprestasi.
“Berkompetisilah, tunjukan prestasi terbaikmu, Insya Allah masalah pendidikan selanjutnya biarkan pemerintah daerah yang memikirkan yang terbaik. Apakah melalui anggaran beasiswa atau dengan mencarikan bapak angkat,” tutupnya.
Laporan: Sukardi Muhtar













