SUARASULTRA.COM | KONAWE – Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencanangkan musim tanam tiga kali dalam setahun. Langkah Pemda ini dalam rangka mendorong peningkatan produksi pertanian guna memujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di wilayah setempat.
Untuk memuluskan program tanam tiga tahun sekali tersebut, secara resmi dibentuk badan hukum berupa koperasi produsen untuk para petani.
Pembentukan koperasi produsen ini diinisiasi oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Konawe, dan diresmikan Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe Ferdinand Sapan, Kamis (4/2/2021).
Di awal berdirinya, koperasi bernama Sumber Rejeki Konawe ini masih meliputi wilayah operasional di Kecamatan Tongauna dan Tongauna Utara.
Kerja utama koperasi ini adalah membangun bisnis dagang oleh para petani dalam mengakses kolaborasi bersama produsen penyedia benih, pestisida, dan pupuk untuk memudahkan petani dalam mengola hasil pertanian.
Sekda Konawe Ferdinand mengatakan, tujuan pembentukan badan hukum koperasi ini dimaksudkan untuk mewujudkan program pemerintah daerah yaitu panen tiga kali dalam setahun. Terhadap anggota koperasi, jenderal ASN Konawe ini berharap segera diimplementasi konsep ini khususnya yang ada di Wilayah Kelurahan Mekar Sari dan Sendang Mulya Sari.
“Tahap implementasi pertama kita mulai dengan 301 hektare dulu. Terus ditingkatkan ke lingkup kecamatan itu sekitar 2400 hektare. Rencana kita 5000 hektare,” kata Ferdy sapaan akrab Sekda Konawe.
Adapun konsep program ini, menurut Ferdinand yaitu pemerintah melalui koperasi ini akan menyediakan dan mengembangkan benih yang bisa panen di bawah 100 hari masa tanam. Saat ini lanjut dia, sudah ada benih yang diperkirakan bisa panen dalam jangka waktu 80 hari.
Lebih lanjut Ferdy menjelaskan bahwa setelah pengembangan varietas ini berhasil di tahap awal, maka selanjutnya akan diterapkan ke beberapa wilayah yang meliputi tingkat kecamatan atau 2400 hektare seperti direncanakan awal.
Mantan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ini berharap dengan program ini bisa lebih meningkatkan produksi padi Konawe yang saat ini masih rata-rata 5 ton perhektare menjadi 9 ton perhektare.
Untuk menopang program ini, kata Ferdinand, Pemda Konawe sudah mengeksplorasi kendala di lapangan. Ada dua yang menjadi fokus permasalahan yaitu soal mekanisasi alat pertanian dari masa tanam hingga masa panen yang masih kurang dan ketersediaan pupuk yang cendrung langka.
Untuk mekanisasi alat tanam dan panen, pemda melalui Dinas Pertanian akan diarahkan sepenuhnya ke sawah yang menjadi percontohan program ini melalui sistem bergilir.
Masalah ketersediaan pupuk, melalui koperasi ini akan dilakukan kolaborasi langsung bersama para penyedia pupuk untuk menyediakan jumlah pupuk non-subsidi yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tiga kali masa tanam.
“Untuk pupuk subsidi memang langka karena jumlahnya terbatas sementara jumlah yang membutuhkan banyak. Makanya solusi kita adalah membeli pupuk non-subsidi,” ucap Ferdinand.
Mengenai finansial pelaksanaan program ini, Ferdinand menyebut akan mengandalkan mitra pemerintah khususnya perbankan untuk menyokong pelaksanaan program ini melalui penyaluran program perbankan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Diharapkan, terbentuknya koperasi ini bisa memenuhi syarat penguatan kelembagaan perbankan untuk bisa menyerap pendanaan yang disedikan.
Untuk serapan hasil panen petani dari program ini, pemda sudah menyiapkan skema pemasaran ke luar daerah. Diakuinya, dari 230 ton hasil produksi hanya 10ribu ton yang diserap Bulog.
“Solusi kita adalah membangun pasar di luar. Melalui wadah koperasi ini kita akan membuka akses pemasaran keluar, baik antar pemerintah, koperasi ke koperasi atau koperasi ke swasta lain,” ujar Ferdinand.
Opsi lainnya, lanjut Ferdinand, yaitu memasarkan hasil produksi dalam bentuk beras ke luar daerah. Untuk pemasaran beras ini perdana akan melirik pasar yang ada di kawasan industri Morosi untuk menjadi penyuplai beras ke perusahaan-perusahaan di dalamnya.
Melalui penerapan konsep ini, serapan hasil pertanian bisa lebih maksimal dan petani bisa menikmati hasil usahanya. Sehingga dengan konsep yang dibangun ini, program Pemda Konawe untuk kemandirian dan ketahanan pangan bisa terus terlaksana.
Untuk diketahui, sawah produktif di Kabupaten Konawe mencapai 42ribu hektare dengan hasil produksi padi setiap musim panen mencapai 230ribu ton.
Laporan: Sukardi Muhtar