


SUARASULTRA.COM | BUTUR – Kabar duka mendalam menyelimuti Desa Wawonga Jaya, Kecamatan Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Mayudin, seorang guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kulisusu Utara yang dilaporkan hilang sejak lima hari lalu, akhirnya ditemukan oleh Tim SAR Gabungan pada Jumat (25/4/2025) siang.
Sayangnya, penemuan tersebut membawa kesedihan yang mendalam bagi keluarga dan kerabat, lantaran Mayudin ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan tubuh yang telah membusuk.
Kabar tragis ini dikonfirmasi oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kendari, Amiruddin AS, melalui Humasnya, Wahyudi.
“Hari ini, tim SAR gabungan berhasil menemukan Bapak Mayudin, guru SMPN 2 Kulisusu Utara yang dilaporkan hilang sejak lima hari yang lalu. Namun, kami sangat berduka karena beliau ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Wahyudi dengan nada prihatin.
Lebih lanjut, Wahyudi menjelaskan detail lokasi penemuan jenazah guru tersebut.
“Jenazah korban ditemukan sekitar pukul 12.37 WITA, di wilayah Desa Lakansai, dengan jarak kurang lebih 1 kilometer dari SMPN 2 Kulisusu Utara,” ungkapnya.
Usai penemuan, tim SAR gabungan segera melakukan proses evakuasi jenazah Mayudin ke rumah duka di Desa Wawonga Jaya untuk diserahkan kepada pihak keluarga yang telah menanti dengan cemas.
Kisah pilu ini bermula pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 16.00 WITA, ketika Mayudin meninggalkan kediamannya.
Jejak terakhir korban terdeteksi di sekitar Puskesmas Lakansai pada pukul 17.30 WITA di hari yang sama.
Merasa khawatir dengan kepergian Mayudin yang tak kunjung kembali, pihak keluarga segera melaporkan kejadian ini ke kepolisian sektor setempat.
Upaya pencarian yang dilakukan oleh berbagai pihak selama lima hari terakhir belum membuahkan hasil hingga akhirnya Tim SAR Kendari turun tangan dan menemukan korban dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Peristiwa tragis ini meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, rekan kerja, siswa-siswi SMPN 2 Kulisusu Utara, serta seluruh masyarakat Desa Wawonga Jaya. Kehilangan sosok seorang pendidik yang dihormati tentu menjadi pukulan berat bagi komunitas tersebut.***
Editor: Sukardi Muhtar





