Nenek Kartini Resmi Menyandang Status Tunawisma, Dinsos Soppeng Bungkam

  • Share
Ilustrasi NenekTunawisma. Foto: Net

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Ilustrasi Nenek Tunawisma. Foto: Net

SUARASULTRA.COM | SOPPENG – Di usia ‘senja’, orang tua seharusnya mendapatkan perhatian dan perawatan lebih dari anak cucunya. Sehingga orang tua dapat menikmati kebahagian bersama keluarga sebelum ajal menjemput.

Berbeda yang dialami Kartini (72) warga Tanjongnge, Desa Marioraja Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Nenek Kartini harus menyandang status Tunawisma (tak punya rumah tinggal) dan hidup terlunta-lunta. Nasib malang ini dialami Kartini setelah rumah tempat tinggalnya dibongkar secara paksa oleh Baco (nama samaran). Baco adalah mantan menantu Kartini.

Diketahui, rumah nenek Kartini berdiri di atas tanah milik mantan menantunya. Kerena sudah berpisah dengan istri (anak Kartini- red), sang menantu pun dengan tega membongkar rumah milik mantan mertua. Padahal, dari perkawinannya dengan anak Kartini, mereka dikarunia seorang anak.

Pembongkaran paksa rumah milik Kartini tersebut terjadi pada 5 Januari 2021 lalu. Saat itu, Kartini tidak di rumah, ia sedang berada di rumah ponakannya di Kabupaten Barru.

Sejak rumahnya dibongkar, hidup wanita tua ini tak menentu lagi. Untuk bisa bertahan hidup, Kartini diketahui hanya numpang bernaung dan makan di rumah orang, atau ke rumah ponakan.

Ponakan Kartini yang biasa memberi tumpangan adalah Jufri (45). Jufri hidup dari bertani. Sebagai petani, hidup Jufri terbilang pas – pasan. Sehingga dia tidak bisa berbuat lebih dari kemampuannya saat ini.

Kepada awak media, Jufri menceritakan, sejak rumahnya tidak ada, hidup nenek Kartini sudah tidak menentu lagi. Terkadang tinggal sama dia, kadang juga pergi ke Barru sama ponakan yang lain. Bahkan kata Jufri, Kartini terpaksa numpang sama iparnya (saudara Almarhum suaminya).

“Nenek Kartini itu, tidak ada kerjanya kan sudah tua, suaminya juga sudah meninggal. Cuma saya ponakannya yang ada di Soppeng,” cerita Jufri.

Baca Juga:  Karena Cemburu, Pria ini Tega Habisi Nyawa Istrinya

Lebih jauh Jufri mengisahkan, sebelumnya rumah Kartini berada di Barru. Oleh sang menantu saat itu, rumah Kartini dipindahkan ke Tanjongnge. Namun, pasca bercerai dengan istrinya, sang menantu pun memerintahkan orang lain (tukang) untuk membongkar rumah milik Kartini.

Kini hidup Kartini terlunta-lunta, sudah hidup sebatang kara di Soppeng, makan pun tergantung belas kasihan dari warga di di Bumi Latemmamala.

Dimana anak dan cucu Kartini saat ini ?

Kartini seharusnya mendapatkan perawatan dari anak cucunya sebagaimana lazimnya orang tua. Namun, fakta tak seindah yang dibayangkan. Kartini harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.

Pasalnya, nenek Kartini ternyata hidup sebatang kara saat ini. Tidak satupun anaknya yang menemani di masa tuanya.

Dari informasi yang dihimpun media ini, Kartini memiliki empat orang anak. Namun, keempat anaknya tersebut diketahui semua hidup di perantauan dan tidak diketahui alamat pastinya. Kartini pun harus tinggal sebatang kara setelah suami tercinta dipanggil menghadap Sang Pencipta (Meninggal Dunia).

Bagaimana sikap Pemerintah Kabupaten Soppeng ?

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Soppeng Dra. Suriasni saat dimintai tanggapan Sabtu malam 27 November 2021 memilih bungkam.

Awak media ini mencoba meminta tanggapan perempuan berhijab tersebut melalui pesan WhatsApp, namun tidak direspon padahal pesan yang dikirim sudah tercentang biru pertanda pesan telah dibaca.

Tak sampai di situ, Redaksi SUARASULTRA.COM kembali mencoba menghubungi Suriasni melalui sambungan telpon selulernya. Lagi – lagi Suriasni tidak merespon tersebut. Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemkab Soppeng belum bisa dimintai tanggapan.

Laporan: Redaksi

Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
Make Image responsive
banner 120x600
  • Share