SUARASULTRA.COM | JAKARTA – Empat provinsi dengan cadangan nikel terbesar di Indonesia, yang tidak termasuk Papua, baru saja memiliki gubernur baru hasil pemilihan kepala daerah. Mereka dilantik pada tanggal 20 Februari 2025 dan siap memimpin daerah penghasil nikel yang sangat vital bagi industri nasional dan global.
Keempat gubernur terpilih tersebut sudah memiliki strategi masing-masing terkait pengelolaan sumber daya alam nikel dan bagaimana membangun komunikasi konstruktif dengan pemerintah pusat, mengingat keberagaman kepentingan daerah yang perlu diperhatikan.
Namun, mereka juga menyadari pentingnya mendengarkan aspirasi dan masukan dari masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan.
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, dalam kesempatan terpisah, dengan bangga mengungkapkan keberhasilan hilirisasi nikel yang telah dicapai. Pencapaian ini menjadi indikasi bahwa pemerintah pusat sangat puas dengan kontribusi sektor nikel.
Namun, dengan keberhasilan tersebut, bagaimana kepentingan daerah akan diakomodasi? Ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para gubernur baru.
Berikut adalah gambaran singkat tentang keempat gubernur baru yang akan memimpin provinsi-provinsi penghasil nikel tersebut:
Sulawesi Tengah – Anwar Hafid
Anwar Hafid memiliki pengalaman yang mendalam di sektor nikel. Sebagai mantan pejabat di PT. International Nickel Indonesia di Soroako (sekarang PT. Vale Indonesia), beliau sudah mengenal betul dinamika perusahaan tambang nikel, baik yang berbasis Kanada maupun yang berbasis China.
Selain itu, pengalaman beliau sebagai bupati di Morowali, tempat Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) beroperasi, memberikan pemahaman lebih mengenai pengelolaan industri nikel di daerahnya.
Sulawesi Selatan – Andi Sudirman Sulaiman
Sebagai gubernur sebelumnya, Andi Sudirman Sulaiman memiliki pengalaman yang signifikan dalam berinteraksi dengan PT. Vale Indonesia, salah satu pemain utama di industri nikel. Meskipun beliau belum memiliki pengalaman langsung dengan PT. International Nickel Indonesia, rekam jejaknya di sektor pertambangan nikel sudah banyak tercatat dalam pemberitaan media.
Sulawesi Selatan juga menjadi satu-satunya provinsi yang kini memiliki perusahaan tambang nikel sendiri, yang baru saja diresmikan pada akhir tahun 2024. Kinerja perusahaan ini akan menjadi sorotan ke depannya.
Sulawesi Tenggara – Andi Sumangerukka
Andi Sumangerukka, yang sebelumnya menjabat sebagai Pangdam XIV Hasanuddin di Makassar, memiliki pemahaman yang mendalam mengenai perusahaan-perusahaan nikel yang beroperasi di wilayahnya.
Setelah mengakhiri masa tugasnya di militer, beliau kembali ke Sulawesi Tenggara dan mendalami lebih lanjut pengelolaan nikel di provinsi yang merupakan pengirim nikel terbesar ke luar daerah.
Beliau juga sangat menyadari isu-isu terkait blok nikel Mandiodo, yang sempat menarik perhatian publik, dan berkomitmen untuk memperbaiki dampak yang ditimbulkan dari kejadian tersebut.
Maluku Utara – Sherly Tjoandra
Sebagai istri dari seorang bupati dan pengusaha di Maluku Utara, Sherly Tjoandra memiliki wawasan yang luas mengenai industri nikel, termasuk peran P.T. Indonesia Wedabay Industrial Park dan perusahaan-perusahaan nikel lainnya di wilayahnya.
Dari segi komunikasi, gaya beliau yang terbuka dan transparan saat mengikuti debat calon gubernur Maluku Utara memberikan kesan bahwa beliau akan mudah diajak berdialog mengenai isu-isu “konflik kepentingan” yang sering kali muncul di industri pertambangan.
Isu ini sangat penting dalam industri nikel, dan jika dibicarakan secara terbuka sejak awal, maka potensi masalah besar seperti yang terjadi dengan kasus P.T. Tima (kerugian hingga 271 triliun rupiah) dapat diminimalisir. Publik tentu akan menanti bagaimana reaksi beliau terhadap isu tersebut di Maluku Utara.
Akhirnya, kami mengucapkan selamat bekerja kepada keempat gubernur baru yang akan memimpin provinsi-provinsi penghasil nikel ini. Semoga kepemimpinan mereka membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi daerah masing-masing serta kontribusi yang lebih besar bagi pembangunan Indonesia secara keseluruhan.
Sumber: ASP Consulting
Editor: Sukardi Muhtar
