



SUARASULTRA.COM, KONUT – Bersama Warga Desa Boedingi , Jajaran Polres Konawe Sektor Lasolo Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara ( Konut ) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sampai hari ini masih melakukan penanganan kebakaran hutan di Kecamatan Lasolo Kepulauan. Sabtu (9/11/2019).
Melalui via WhatsApp, Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Lasolo Inspektur Polisi Dua (Ipda) Reginan kepada suarasultra.com menjelaskan bahwa sejak hari Jumat kemarin tanggal 8 November 2019 sekitar pukul. 08.00 Wita bertempat di wilayah Desa Boedingi dan Desa Boenaga Kecamatan Lasolo Kepulauan Konut, Bhabinkamtibmas bersama dengan warga masyarakat di desa Boedingi dan Boenaga telah melakukan kegiat an pemadaman api.
Adapun kronologis kejadian yaitu berawal adanya informasi dari warga yang menyampaikan telah terjadi kebakaran hutan di desa Boedingi dan desa Boenaga. Kebakaran hutan tersebut sudah meluas karena telah berlangsung selama beberapa hari.
“Atas kejadian tersebut kemudian anggota kami yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat/masyarakat, serta kepada pihak perusahaan yang berada dekat dengan lokasi kebakaran,” kata Ipda Reginan kepada suarasultra.com pada Sabtu (09/11/2019).

Dikatakan, tindakan yang dilakukan dalam upaya penanggulangan atau pemadaman kebakaran hutan dilokasi kejadian yaitu:
1). Melaksanakan Penanganan yang dilakukan dengan memutus aliran api dengan cara memaras atau membersihkan sampah daun, kayu, yang akan dilalui api, sehingga api tidak menjalar.
2). Pemutusan aliran api dengan menggunakan alat seadanya yaitu berupa parang dan cangkul.
3). Pemadaman api tidak dapat dilakukan dengan penyiraman karena lokasi air yang jauh dan alat pendukung tidak memadai.
4. Prioritas dari pemadaman yaitu pada titik api yang mengarah ke kali/sungai karena merupakan sumber air bersih bagi masyarakat sekitar, bahkan bagi masyarakat dari Provinsi Sulawesi Tengah.
Diketahui, Hingga saat ini pihak Bhabinkamtibmas Polsek Lasolo bersama dengan warga masyarakat sekitar masih berjaga jaga di karenakan titik api tidak semuanya dapat dipadamkan.

Hal itu dikarenakan lokasi kebakaran hutan jauh dari akses jalan, sehingga pada saat menuju lokasi kebakaran, membutuhkan tenaga ekstra, kemudian jalan menanjak, semak belukar, cuaca panas.
“Peralatan yang digunakan seadanya, yaitu hanya dengan menggunakan parang dan ranting kayu. Titik api kebakaran hutan yang sudah meluas, sehingga sulit terjangkau untuk upaya pemadaman api secara keseluruhan,” ucap Reginan.
Menurutnya, apabila tidak dilakukan upaya penanganan yg maksimal, maka kemungkinan kebakaran hutan akan terus berlanjut serta akan sangat berdampak bagi masyarakat sekitar terutama titik api berdekatan dengan sumber air di mana Sumber air tersebut merupakan salah satu kehidupan sehari – hari oleh warga Boedingi dan desa Boenaga.
Laporan: Aras Moita





