



SUARASULTRA.COM | KONAWE – Dalam rangka memaksimalkan pelayanan dan pelaporan yang terintegrasi dengan pemeritah pusat, Kepala Desa di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar pelatihan pengoperasian aplikasi (eDMC-19) Desa Melawan Covid-19, Senin (22/6/2020).
Pada pelatihan tersebut, Kepala Desa menghadirkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Keni Yuga Permana, Pendamping Desa Kabupaten Konawe Irvan Umar dan Pendamping Lokal Desa sebagai narasumber
Saat membuka kegiatan tersebut, Keni Yuga Permana meminta Kades profesional dalam menjalankan tugasnya selaku ujung tombak pemerintah di tingkat desa.
Selain itu, Keni sapaan akrap Kadis PMD Konawe juga menekankan kepada para Kades untuk menjaga kondusifitas wilayah masing-masing.
Menurut Keni, dalam penyaluran bantuan sosial maupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) ke masyarakat, Kades diminta tidak pilih kasih. Sehingga lanjutnya, dengan demikian maka situasi di desa tetap aman dan damai.
” Saya sampikan kepada para Kepala Desa agar dalam penyaluran BLT DD jangan pilih kasih apalagi sampai dipaksakan. Jangan karena dia bukan pendukung saat pilkades akhirnya tidak diberi padahal layak. Kemudian karena dia tim kita kita paksakan agar ia menerima sementara dia tidak layak menerima. Hati-hati, pembagian bantuan selasai, urusan Kades berlanjut karena nanti ada pemeriksaan,” jelas Keni di hadapan peserta pelatihan.
Terkait sisa anggaran BLT yang tidak tersalur, Keni menyampaikan ke kades agar sisa BLT tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan lain yang menjadi skala prioritas.

Sementara itu, Irvan Umar saat ditemui usai kegiatan menjelaskan bahwa aplikasi eDMC-19 ini nanti akan terkoneksi langsung dengan Pendamping Desa dan Kementerian terkait. Sehingga lanjutnya, desa yang belum memperbaharui (Meng-Update) informasinya akan ketahuan.
Menurut Irvan Umar, data yang wajib diperharui masing – masing dwsa yaitu data Lansia tiap dusun, masyarakat yang mengidap penyakit kronis, kasus Covid-19 yang dalam perawatan dan meninggal, data migrasi, harga sembako di tiap desa, daftar penerima BLT dan bansos tiap dusun, jumlah KK dan jumlah penduduk tiap dusun serta data dasar dusun.
“Harus diupdate tiap minggu, bulan dan triwulan, jadi datanya masuk secara berkala,”kata Irvan Umar.
“Jadi kami tidak ke desa lagi, kami langsung buka aplikasinya dan di situ langsung kelihatan siapa yang tidak mengupdate data,” pungkasnya.
Laporan: Sukardi Muhtar





