



SUARASULTRA.COM | KONUT – Jelang pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati periode 2021-2026, Wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai marak aksi penipuan.
Dari informasi yang dihimpun media ini, calon korban rata-rata para Kepala Desa (Kades) dengan motif yang bervariasi. Mulai pura-pura meminta data desa, penawaran program pengadaan barang sampai berujung pada permintaan dana dari oknum pelaku kepada para Pejabat Pemerintah termasuk Kepala Desa.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Konut Safruddin, S.Pd,M.Si melalui suarasultra.com, Sabtu (07/11/2020) menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat dan terkhusus kepada Camat, Kades dan Lurah untuk tidak mudah percaya jika ada oknum mengatasnamakan dari Lembaga Pemerintah dan atau Aparat Penegak Hukum (APH) yang berpura-pura meminta data via telepon.
“Jangan mudah percaya, karena saya juga pernah hampir jadi korban. Hari ini ada oknum mengaku dari Dinas Pertanian Konut, setelah saya kroscek tidak ada oknum an. Dewi yang bekerja di Bidang Sarpras Distan Konut,” ungkap Safruddin.
Menurutnya, kalau ada yang mencurigakan, jangan mudah percaya dan sebaiknya segera hubungi pihak terkait seperti Polsek terdekat.
“Saat ini transaksi data dan anggaran sudah menggunakan sistem nontunai, jadi tidak ada lagi alasan permintaan lain, sehingga sekal lagi saya harap agar kita semua tidak mudah tergiur dan terpancing dengan iming-iming dari oknum tidak bertanggung jawab,”terang Kadis DPMD Konut.
Diketahui, baru-baru ini telah terjadi dugaan penipuan kepada beberapa Kepala Desa di Konut. Diantaranya yaitu Hasrudin Kades Matandahi Kecamatan Motui.
Saat itu, Hasrudin menyebut ditelepon oleh seseorang yang mengaku sebagai ajudan salah satu APH. Pelaku kata dia meminta dana sepuluh juta dengan alasan sebagai pinjaman.
“Iya betul, pada pekan lalu ada oknum yang menelpon saya, dia mengaku ajudan petinggi APH dengan pura-pura pinjam uang Rp.10 juta . Alhamdulillah saya tidak layani karena saya tidak punya dana sebanyak itu,”beber Hasrudin.
“Dan memang saya sudah curiga ada yang tidak beres sehingga saat itu saya hubunggi keluarga yang tugas di Polres Konut, alhasil memang tidak ada orang bernama Saprudin sebagai ajudan,”pungkasnya.
Laporan: Aras Moita





